Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pak JK, Tolong Jangan Terima Zakir (Lagi)

16 Agustus 2019   10:31 Diperbarui: 16 Agustus 2019   10:58 3155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, Zakir Naik, yang telah tinggal di negara jiran itu selama tiga tahun terakhir, terancam segera angkat kaki.

Ini bukan pertama kalinya da'i yang selalu berjas itu ditolak di suatu negara.  Negara-negara Barat adalah yang pertama mengendus ketidakberesan.

Pada 2010, Zakir Naik dicekal masuk ke Inggris karena dianggap memuliakan terorisme dan mempromosikan kekerasan atas dasar agama. Kanada juga menolaknya dengan alasan yang sama. Ketika itu, Zakir menyerukan dukungan terhadap Osama bin Laden.

Namun, setelah itu gelombang penolakan juga muncul di negara-negara non-Barat. Puncaknya, Zakir buron dari negara asalnya sendiri, dan kerap diusir oleh negara-negara Muslim.

Di India, ia dianggap melanggar undang undang Indian Kanoon Pasal 153a & 153b karena "menyebarkan permusuhan atas dasar agama" dan "mengganggu harmoni sosial dan keagamaan".

Biro Intelijen India mencatat beberapa pidato Zakir Naik yang bermasalah. Ia mengklaim bahwa 80 persen penduduk India tidak akan jadi Hindu jika mereka berdakwah menggunakan pedang. Ia membenarkan bom bunuh diri dan mengklaim bahwa Kuil Emas kaum Sikh tidak sesuci Mekah.

Maka, pada 2017, otoritas hukum India, National Investigation Agency, mengeluarkan dua surat panggilan, yang tidak pernah dipenuhinya. Ia keburu minggat ke luar negeri. 

Tidak kurang akal, pemerintah membekukan Islamic Research Foundation (IRF), yayasan Zakir, yang diyakini menyalurkan dana untuk aktivitas terorisme.

Sebelum bermasalah dengan negaranya, Zakir lebih dulu membuat berang pemerintah Bangladesh. Menteri Informasi Bangladesh ketika itu, Hasanul Haq Inu, menghentikan izin siar Peace TV yang dimiliki oleh IRF. Pemerintah menganggap ceramah-ceramah yang disiarkan tidak sejalan dengan Islam, Alquran, sunnah, hadis, budaya dan konstitusi negara itu.

Bahkan, ia meyakini kanal televisi tersebut menginspirasi para remaja menjadi radikal. Penyelidikan terhadap sebuah kasus terorisme lokal pada 2016 menguatkan dugaan itu. Pelaku penyerangan terhadap 22 orang di Dhaka terinspirasi setelah menonton dakwah-dakwah Zakir Naik.

Khawatir citra yang buruk mempersulitnya mendapat negeri suaka baru, tentu saja Zakir kerap membantah tuduhan dirinya inspirator teroris. Melalui vlog-vlognya di Youtube, ia selalu menyampaikan dalih yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun