Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Hanya Butuh Satu Hari Sial untuk Menghidupkan Joker

14 Agustus 2019   15:45 Diperbarui: 18 Agustus 2019   14:20 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kegelapan sunyi, sesosok makhluk baru keluar di ujung pipa pembuangan. Kulitnya putih pucat, bibirnya merah menyala, rambutnya hijau. 

Malam itu, Arthur Fleck telah mati. Sebagai gantinya, lahirlah Joker.

Kesialan demi kesialan dalam sehari dapat memicu perombakan kepribadian besar-besaran pada diri seseorang. Alan Moore, penulis The Killing Joke, merangkumnya dengan sebuah kalimat bernas. 

"All it takes is one bad day to reduce the sanest man alive to lunacy."

Terjemahan bebasnya kira-kira "Hanya butuh satu hari sial untuk mereduksi seorang waras menjadi gila." 

Joker senantiasa beroperasi untuk membuktikan teori itu.

Kejahatan pertamanya adalah menembak Barbara Gordon dan membuatnya lumpuh. Sementara itu, ayahnya, Kompol James Gordon, disiksa secara fisik dan psikis. Tujuannya cuma satu: membuktikan bahwa satu hari penuh kesialan akan mengubah komisaris Gordon menjadi seperti dia.

Lebih dari Sekadar Gila
Meskipun dijuluki penjahat super (super-villain), Joker tidak memiliki kekuatan super apapun. Ia hanya terampil menggunakan belati. Namun, itu semua dikompensasi dengan kecerdasan muslihat dan rekayasa sosial yang super. 

Ia mampu memanipulasi dan menggerakkan massa untuk mengikuti permainan caturnya.

Banyak karakter penting berhasil dipelintirnya. Dalam The Dark Night, Harvey Dent, tumpuan harapan keadilan Gotham, disesatkannya dari jalan kebenaran. Bahkan, Batman terpaksa keluar dari zona integritasnya demi menggunakan aplikasi komputer yang dilarang.

Dalam kaitannya dengan Batman, Joker merupakan antitesisnya. Ia merepresentasikan chaos, yang menghamba kepada satu tujuan utopis: musnahnya seluruh tatanan sosial. Sebaliknya, Batman mewakili order.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun