Mohon tunggu...
Philemon H Aritonang
Philemon H Aritonang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

masih ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stand Up Comedy di Metro TV Berbau SARA

23 September 2011   02:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 6761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salam Damai … Surat ini pada awalnya saya ingin tujukan ke METRO TV, namun saya tidak tahu harus kirimkan kemana (lupa, tidak catat sih emailnya metro apa), saya coba buka http://www.metrotvnews.com/ tapi tidak ada juga. Akhirnya kompasiana saya piker tepat, Sudah menonton acara ini belum? katanya yang semalam itu perdananya. Saya menonton Stand Up Comedy Indonesia kemaren malam (kamis 22 Spetember, jam 22’30-23’00, bisa dikoreksi jika salah) di METRO TV, sebelumnya saya pernah melihat acara beginian di youtobe.

Acaranya lumayan seru dan lucu, tetapi ada hal yang saya anggap secara pribadi tidak pantas untuk dijadikan bahan tertawaan apalagi dimedia yang besar, yang ditonton baynak orang dari berbagai latar belakang. apakah itu? ketika giliran Mongol yang melawak, (saya sebenarnya suka dengan lawakannya) dia bercerita tentang bagaimana tips untuk menghindari copet: salah satunya adalah :memasukkan ALkitab (bible) kedalam tas, karena rata-rata copet yang ada dijakarta adalah orang-orang batak (seharusnya dia menyajikan data dong, kalo itu adalah benar), mengapa memasukkan alkitab kedalam tas, karena pencopet-pencopet tersebut takut dengan alkitab karena nota benenya mereka BATAK&KRISTEN, dan yang masih takut kepada kitab suci tersebut. Mereka (pencopet yang batak tersebut) akan batal mencopetnya dengan berkata didalam hati :”amangoi ya amang, adong bible puang”. apa persoalannya? persoalannya adalah mengapa mereka melawak dengan membawakan SARA? Bukan kah banyak hal dinegeri ini yang masih layak untuk ditertawakan. begini, saya pribadi (mungkin ada yang lain) merasa tersinggung dengan lawakan tersebut, karena tidak semua orang batak itu pencopet (terkhusus yang dijakarta) tapi adalah betul ada orang batak pencopet, tapi apa memang pencopet-pencopet dijakarta itu “BATAK&KRISTEN”? perlu ada Data berdasarkan survey. Lawakan seperti ini bisa saja menimbulkan pertikaian atau konflik baru dengan alasan SARA, karena saya tersinggung, saya akan mencari kelemahan atau kejelekan orang makasar (karena bang mongol itu ngakunya orang manado) dijakarta. Suatu saat kan malah bisa menimbulkan petikaian yang lebih besar. Memang jika disikapi dengan dewasa dan arif bijaksana, lawakan tersebut tidak akan menjadi demikian, tetapi persoalannya adalah apakah bangsa kita sudah dewasa? lihat saja konflik dinegeri ini, masih banyak tawuran, kerusahan antar kampung yang terjadi karena hal-hal sepele. lihat saja kebebasan beragama di negeri ini?

Lalu mengapa harus ditambahi lagi, ini pendapat saya, bukan bermaksud untuk menolak acara tersebut, namun bagaimana agar kita bisa melawak dengan tidak mencidrai orang lain,

Oh iya, mungkin ada yang ga ngerti apa itu “lawak”, lawak itu sama dengan komedy/ lucu/ jenakan dan sejenisnya.

akhir kata tetap jaga perdamaian dinegeri kita ini … Salam damai kembali!!! Horas (sumber gambar:google)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun