Mohon tunggu...
Mila Philavecious
Mila Philavecious Mohon Tunggu... lainnya -

lovefor"live"forlove

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Asuransi Kesehatan, RS, dan Purnawirawan

14 Oktober 2013   14:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:33 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13821557581059710150

Hari ini, tepat satu bulan setelah bapak menghadap Sang Pencipta. Masih jelas bagaimana upaya  bapak dan keluarga memperjuangkan kesembuhannya, sampai titik akhir 14 september 2013 pukul 15.30 wib diusianya yang memang tak lagi muda, 60 tahun. Awal tahun 2012, Bapak merasakan gangguan di dalam pencernaannya, selain kerap merasakan sakit, juga Buang Air Besar yang tidak normal, cair, dan bisa lebih dari 5 kali dalam sehari. Menggunakan jasa asuransi kesehatan yang dimilikinya sebagai purnawirawan TNI yang terakhir berpangkat Sersan Kepala dengan masa bakti 28 tahun, bapak memilih salah satu rumah sakit TNI di kawasan Bandung Barat, yang Bapak tempuh dua jam jika menggunakan kendaraan umum dari rumah, di kawasan kabupaten Bbandung/Bandung selatan. Ini dilakukan semata-mata karena RS tersebut tidak memungut biaya apapun bagi pengguna askes. Lebih dari dua kali dalam sebulan, dengan total hampir satu tahun Bapak check up dan rawat jalan. semula menurut diagnosa dokter, Bapak mengalami gangguan lambung, "maag", selang beberapa bulan setelah rutin check up, hasil diagnosa berikutnya infeksi lambung. Juni 2013, Bapak merasakan sakit yang luar biasa diperutnya,dengan kondisi Buang Air Besar yang berdarah hingga Hitam pekat, lebih dari delapan kali dalam sehari,hingga diharuskan dirawat. dengan alasan pengalokasian pengguna askes, maka rujukan dari Puskesmas setempat adalah harus ke RSUD  terdekat di Bandung Selatan, beberapa kali check up di RSUD tk. II tersebut, pemilik askes pun dipungut uang pendaftaran setiap akan berobat, serta uang untuk resep obat. dalam satu kali penebusan resep obat, biaya yang harus dikeluarkan Rp  300.000 dan ternyata yang dicover askes hanya Rp 6000. itu untuk satu kali, sedangkan dalam satu hari bisa dua atau tiga kali resep yang harus ditebus. selama satu minggu dirawat di RSUD tk.II, bapak dinyatakan infeksi usus.  kondisinya membaik, dan Bapak dibolehkan pulang ke rumah. Sayangnya dalam dua minggu kemudian, kondisi kesehatan Bapak memburuk, dan dengan pertimbangan keuangan dan pelayanan yang pernah didapat dari RSUD tk.II akhirnya Bapak lebih memilih dirawat kembali di RS TNI. Di RS TNI, Bapak di "endoscopy" dan dari hasil "endoscopy" tersebut didapatkan hasil bahwa Bapak menderita tumor usus, dan disarankan operasi. dengan alasan keterbatasan alat, dirujuklah ke RSUD tk.I kota Bandung, Jawa barat. Tapi sayang, dengan alasan yang tidak jelas, RSUD tk.I tersebut menolak surat rujukan yang kami bawa. dan ada salah satu dokter jaga yang mengungkapkan bahwa "Penyakit Bapak tidak ada tanda-tanda keganasan". Merasa kecewa dengan respon dari RSUD tk.I tersebut, maka diputuskan Bapak dirawat di rumah. 14 agustus 2013, tepat empat hari sebelum pernikahan putri bungsu Bapak, ya, pernikahanku, Bapak merasa sudah tidak kuat, berat badannya kian berkurang drastis, badannya yang rapuh, dengan sakit diperutnya yang kian menjadi, bahkan kadang terasa mngeras, katanya. Bapak meminta di bawa ke RS yang bagus, dengan TIDAK mengandalkan Askes, Bapak memilih berobat di RS. Swasta di Kota Bandung, dan dinyatakan mengidap "Colorectal Cancer". setelah diperoleh persetujuan pasien dan keluarga, ditunjang birokrasi yang TIDAK menyulitkan, dan berdasar data-data histosy medic dari RS TNI maupun dari hasil pengecekan di RS Swasta. Tanggal 16 Agustus, dilakukanlah tindakan operasi.  Sekitar 6 jam dalam ruang operasi, dibawa ke ruang pemulihan dan sebagainya, sampai tanggal 22 september Bapak disarankan dokter untuk pemulihan di rumah saja atau kembali ke RS TNI kembali yang penggunaan askesnya lebih optimal atau total dari askes. tanggal 5 september, Bapak kembali dirawat di RS TNI hingga tanggal 12 september Bapak dirujuk ke RS tk.I kota Bandung, dan lagi-lagi, dengan alasan ruangan penuh, proses pengajuan menggunakan askes pun tidaklah mudah,lebih dari 4 jam mengurus administrasi, bahkan untuk mendapatkan kursi roda yang dibutuhkan pasien untuk menuju ruanganpun susah, akhirnya Bapak dirawat di ruangan yang masih tersedia kelas I dan tambah bayar karena tidak sesuai golongan. Dua hari dirawat di RS tersebut, Bapak berpulang 14 september 2013 pukul 15.30 wib. Kematian memang sudah digariskan, yang disesalkan karena pelayanan RS yang mungkin harus dievaluasi kembali. Banyak petugas yang terkesan berleha-leha, atau ada beberapa yang memang lebih memprioritaskan "orang-orang dari kalangan tertentu" saja. dan entah karena ada berbagai kesepakatan tertentu antara askes denganRS yang berbeda-beda, swasta maupun milik pemerintah, serta tentang diagnosa yang simpang siur, dari beberapa RS. bahkan baru disimpulkan mengidap "Colorectal Cancer" setelah lebih dari 1 tahun. Keterbatasan dan kekurangan dari manusia, kesempurnaan hanya milik Tuhan YME. Ini hanya opini saja, tidak detail, hanya gambaran saja. 14 oct 13, mengenang Bapak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun