Mohon tunggu...
Septian Siagian
Septian Siagian Mohon Tunggu... lainnya -

I'm Social Worker: "Kekayaan bukanlah tentang seberapa banyak yang kita dapat tapi seberapa sering kita memberi"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Retreat Kaum Muda Kristen di Grand Mutiara Hotel Berastagi

29 November 2011   10:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:03 3077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini, tepat pada tanggal 26 November 2011 saya mengikuti Reatreat Kaum Muda Kristen di Grand Mutiara Hotel, Berastagi yang dilaksakan oleh BNI 46 Cabang Medan. Tema yang diusung dalam retreat ini adalah "Menjadi Anak Muda yang Melakukan Kehendak Tuhan pada Zamannya" dan tujuannya untuk menyambut Natal yang sebentar lagi akan terlaksana pada bulan Desember. Harapannya, Kaum Muda harus mampu menjadi Taruk Bagi Bangsa ini. Retreat ini dilaksanakan dengan menghadirkan peserta dari berbagai ormas Kaum Muda Kristen, seperti : Pemuda Gereja Protestan, Pemuda Katolik, Pemuda Pentakosta, Kharimastik dan unsur kepemudaan kristen seperti Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Seluruh panitia dan peserta retreat berangkat langsung dari Kantor Pusat BNI 46 di jalan Pemuda, Medan. Sesuai dengan jadwal, panitia dan peserta berangkat tepat pukul 09.00 WIB.  Dalam perjalanan, beberapa peserta tertidur dikarenakan sejuknya AC dalam bus. Perjalanan dari Medan ke Berastagi (lokasi retreat) memakan waktu ±105 menit. Setibanya di lokasi (Grand Mutiara Hotel), seluruh peserta beristirahat seraya menunggu panitia pelaksana menyelesaikan administrasi penginapan. " ... dan nama-nama peserta pun dipanggil untuk menuju kamar masing-masing". Setiap kamar diisi oleh 4 orang dan saya sekamar dengan pemuda dari P3KS dan GMKI. Service atau pelayanan yang disediakan oleh panitia pelaksana terkesan mewah. Dalam kamar terdapat TV Cable dengan beberapa siaran luar dan dalam negeri. Handuk untuk mandi sudah tersedia, sendal khusus hotel juga tersedia, air panas dan air dingin untuk mandi pun ada. Kesan yang muncul pada awal adalah Mewah. Harapan demi harapan pun tertuang dalam tujuan. Berharap kegiatan retreat semegah dengan fasilitas yang disediakan panitia. Namun, harapan hanya sebatas harapan yang tak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peserta. Kegiatan yang terlaksana hanya ada waktu untuk Coffee Break, Ibadah, Istirahat, Makan, Tidur, Saat Teduh (per kamar) dan Mandi. Tidak ada Games, Refleksi Diri, Diskusi, dan acara untuk saling mendekatkan diri antara satu peserta dengan peserta yang lainnya. Setiap peserta mendapatkan rundown acara yang berisikan seputar rangkaian acara sampai dengan tanggal 27 November 2011. Didalam rundown acara tersebut juga tertulis peraturan-peraturan yang wajib dilaksanakan, agar acara dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh panitia. Ibadah pembuka pun tiba, seluruh peserta dan panitia berkumpul di aula. Ibadah ini dipandu oleh MC dengan kegiatan pembuka proses perkenalan diri  setiap orang (peserta dan panitia). Canda tawa dari setiap orang pun menghiasi suasana ruangan saat beberapa peserta mengucapkan kata-kata yang lucu. Kesan untuk proses perkenalan ini adalah UNIK. :D Ibadah hari ini dibawakan oleh Pendeta yang melayani disebuah yayasan/panti rehabilitasi khusus pecandu narkoba dan HIV-AIDS. Pendeta tersebut bernama Toton Takaban. Ia mengawali ibadah dengan menceritakan sebuah kisah dari seorang pecandu narkoba yang tidak memiliki tujuan hidup. Dalam hidupnya hanya ada kata "terserah". Toton menjelaskan bahwasanya banyak dari pemuda-pemudi hidup dalam rancangan orang lain, sampai-sampai banyak diantaranya menyerahkan setiap keputusan yang ada pada orang lain. Dalam hal pendidikan, pekerjaan hingga jodoh hanya ada kata terserah. "Terserah, terserah dan terserah ...", ucap beberapa pemuda setiap kali orang-orang sekelilingnya menawarkan pilihan. "Bila pribadi saja sudah tidak menemukan tujuan hidup, bagaimana mungkin seseorang dapat menikmati hidup", pesan yang ku tangkap dari penjelasan pengkhotbah. Pendeta tersebut menarik sebuah bangku yang ada dalam ruangan dan ia mulai berkata : "Sebuah bangku diciptakan pasti ada tujuannya dan tujuannya ditentukan oleh sipembuat bangku. Pada awalnya, bangku hanya dibuat dengan alas duduk dan 4 kaki penyangga, namun seseorang lainnya menambahkan tempat bersandar dan selajutnya terus berkembang sampai dengan kursi getar (bukan hanya sebatas alat duduk)". Begitu juga dengan kita sebagai manusia, diciptakan pasti memiliki tujuan. Bila setiap manusia dalam dunia ini diciptakan hanya untuk satu tujuan, seperti dokter, maka siapa yang akan menjadi pasiennya. Penjual, maka siapa yang bakal jadi pembeli. Penasehat, maka siapa yang harus dinasehati. Pendulang emas, maka siapa yang akan mengolah emas. Pesan yang disampaikan oleh Pendeta pada ibadah pembuka ini adalah hendaknya dalam hidup ini harus memiliki tujuan. Layaknya seorang pemain bola yang memiliki tujuan untuk memperoleh kemenangan atau kesuksesan. Seorang pemain bola memiliki tujuan untuk memasukkan bola ke dalam gawang sebagai wujud dari harapan dalam tujuan. Bayangkan saja ketika seorang pemain bola tidak memiliki tujuan, maka ia akan mengiring bola kemana saja tanpa ada arah dan tujuan. Dalam waktu 20 tahun sekalipun, jika pemain bola hanya bermain tanpa arah maka ia pun akan lelah dan berhenti bermain. "Mulai saat ini, temukan jalan hidup mu yang telah dirancang Tuhan. Berdoa dan minta petunjuk untuk dapat mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup kita", ucap Pendeta sembari mengakhiri ibadah pembuka. Ibadah pembuka ini  akan disambung lagi pada ibadah malam. Tentunya dengan proses penguatan dan pendalaman dalam memantapkan penentuan tujuan hidup. Pada ibadah malam, Pdt. Toton Takaban akan mengarahkan upaya-upaya pencapaian tujuan dengan beberapa langkah-langkah sesuai dengan tuntunan dari Tuhan yang tertulis dalam Alkitab. Setelah ibadah pembuka berlangsung, seluruh peserta diberi waktu untuk istirahat sekaligus mandi. Waktu untuk beristirahat digunakan oleh beberapa peserta untuk berenang dan foto-foto, mengabadikan setiap objek untuk dijadikan kenang-kenangan. Saya dan teman-teman satu kamar duduk-duduk dipinggir kolam renang seraya bercanda dengan beberapa peserta lainnya yang kebetulan sedang asik dengan foto-foto dan berenang. Waktu yang berlalu pun tak terasa. Setelah bersih-bersih (mandi), selanjutnya untuk makan malam yang telah disediakan. Makan malam kali ini sedikit berbeda dengan makan siang. Saya dan teman sekamar memilih untuk duduk bersama dengan peserta lainnya dan memulai makan dengan doa bersama yang saya pimpin sendiri. Canda tawa di meja makan menghiasi suasana makan malam hari ini. Semuanya serasa sudah saling mengenal sejak lama dan sangat akrab. " ... dan ibadah malam pun berlangsung" Posisi tempat duduk dalam ruang aula berbentuk huruf 'U' dengan kertas catatan dan sebuah pena tersedia pada setiap bangku. "wow, ini pasti ada diskusi atau semacam tanya jawab." ucapku pada peserta yang lain. Namun ternyata, proses ibadahnya tetap sama seperti ibadah pembuka, menyanyikan kidung pujian, berdoa dan ibadah. Pdt. Toton mencoba untuk menunjukkan beberapa materi-materi ibadah dalam bentuk slide yang berisikan pengarahan untuk menemukan tujuan hidup. Dalam slide-nya ia mencoba menjelaskan bahwasanya "Berhentilah Memikirkan Terserah dan Mulailah untuk Merancang Tujuan Hidup". Sesuai dengan perintah Tuhan dalam Kejadian 1 : 28, yang menjelaskan bahwasanya Tuhan memerintahkan manusia itu agar bertambah banyak dan memenuhi bumi serta menaklukkan semua yang ada dibumi. Selain itu ia juga menerangkan bahwasanya ada perbedaan antara orang sukses yang telah mengenal Tuhan dan tidak mengenal Tuhan. Perbedaannya terletak pada sifatnya. Ia menyatakan bahwasanya orang sukses yang tidak mengenal Tuhan pasti memiliki sifat sombong dan angkuh. Dalam slide materi yang ditampilkan oleh pendeta, tertulis bahwasanya "orang kaya bukanlah tentang apa yang ia peroleh, tapi tentang apa yang ia berikan". Dalam alkitab juga tertulis tentang "Hukum Daya Tarik". "Segala sesuatu tujuan yang difokus pada satu objek maka akan menarik seluruh alam semesta yang membantu untuk mewujudkannya", ucap pendeta sesuai dengan pelatihan yang pernah ia peroleh dari seorang fasilitator. Namun fasilitator ini lupa akan sesuai yang belum ia sampaikan tentang pencipta alam semesta. Bahwasanya alam semesta ini di kendalikan oleh Tuhan. Jadi, sudah sepantasnya kita memfokuskan tujuan kita dengan meminta penyertaan dari Tuhan. Pdt. Toton menjelaskan bahwasanya hanya ada 2 pilihan dalam hidup ini, yakni : Mengikut Tuhan atau Iblis. Bila ingin mengikut Tuhan maka persiapkan segala tujuan sesuai dengan kehendak Tuhan dan percayalah akan semua yang disediakan Tuhan bagi kita. Apasih yang harus kita lakukan untuk melawan Iblis? (baca : 1 Petrus 2 : 16 dan Galatia 5 : 13). Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwasanya : Tuhan telah memberikan kebebasan dalam hidup ini untuk memilih dan bertindak, namun hendaklah kebebasan itu bukan untuk memilih jalan Iblis  tetapi untuk melayani seseorang dengan yang lainnya dengan kasih. "God will make a way", pesan singkat dalam slide. Tuhan akan membuka jalan bagi siapa saja yang ingin berjalan dijalannya Tuhan dan Ia akan memberkati kita. Cobalah untuk menatap tujuan kedepan dan tidak terlalu berlarut-larut dalam kenangan masa lalu. Layaknya seseorang pengendara motor, jangan terlalu lama melihat spion. Seseorang yang ingin lepas maju kedepan tidaklah mudah. Ia harus melewati masa-masa yang menyakitkan. Ia harus melewati rasa malunya terhadap orang lain, harus mengakhiri rasa ketidakberdayaan dalam dirinya dan harus siap untuk mengampuni diri sendiri dari masalah-masalah masa lalu yang pernah ia lakukan. "... dan ibadah malam pun usai" Pdt. Toton meminta seluruh peserta dan panitia berdiri dan berdoa seraya merenungkan masa-masa lalu yang kita bawa sampai saat ini yang tidak bisa kita lepaskan. Diiringi dengan musik pendeta berdoa untuk seluruh peserta dan panitia. Harapan-harapan yang tertuang dalam doanya ialah agar kami semua melalui pertolongan Tuhan menemukan jalan tujuan dan fungsi kami yang sebenarnya. "Biarlah Tuhan yang menuntun", ucapknya seraya mengakhiri doa penutup. Quote : Sebuah barang yang diciptakan akan lari dari fungsinya bila tidak memiliki kecakapan untuk mengoperasikannya, namun sebaliknya ketahuilah fungsi dari barang tersebut agar sesuai dengan tujuan dan fungsi barang tersebut diciptakan. "... malam hari ini kami akhiri dengan memasuki kamar kami masing-masing dan memulai untuk beristirahat" Pagi hari pukul 05.00 WIB dijadwalkan untuk Saat Teduh. Metode pelaksanaan saat teduh dilakukan dalam kamar masing-masing dengan bahan yang telah disediakan oleh panitia. Dikarekan pelaksanaannya per kamar, maka kesepatakan untuk saat teduh ditentukan oleh orang-orang satu kamar. Seusai itu, seluruh peserta mandi sebelum menikmati sarapan yang telah disediakan oleh panitia agar ada tenaga untuk mengikuti ibadah penutup. Ibadah penutup di pimpin oleh juniornya Pdt. Toton (penulis lupa namanya). Konsep ibadah penutup  yang disajikan layaknya seperti ibadah mingguan di gereja pada umumnya. "... ibadah pun selesai". Salah seorang panitia maju memberikan ucapan terimakasih atas dukungan serta partisipasi dari para peserta dan ia meminta 2 orang relawan untuk memberikan pesan kesan selama mengikuti kegiatan. Saat 2 orang tersebut maju, para panitia terbuka untuk menerima semua kritikan dan saran. Sebelum kembali ke kamar masing-masing untuk check out, panitia meminta untuk berpoto bersama sekaligus memberikan bingkisan sebagai kenang-kenangan. Seusai itu, kami pun berangkat menuju kamar untuk check out. Tepat pukul 14.30 WIB kami pun pulang menuju Medan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun