Mohon tunggu...
Yosephine P. Tyas
Yosephine P. Tyas Mohon Tunggu... -

An Independent Financial Advisor at Akbar's Financial Check Up| Concern about Financial Problems|Like encourage others|Love reading n writing

Selanjutnya

Tutup

Catatan

My Reksadana: From Worker to Investor

26 April 2011   17:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:21 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13038401271078412931

Hehe..akhirnya bisa nulis tentang my favorite one this day.. Sejak berkenalan sama yang namanya reksadana udah langsung jatuh cinta..halah2.. Tapi beneran lho..ya ini share pengalaman pribadi aja..now I have five with their own purpose.. (^_^) Jadi makanya ga bisa boong kalo #reksadana jd topik yg paling sering dibahas di my twitter (@phien13) Pertanyaannya kenapa sihh? Pernah denger kalo orang-orang nyebut investor kan? Apa sih Investor? Ya udah gampangnya gnie kalo bahasa inggris ditambah ‘or’ itu artinyadoer/pelakunya, jadi Investor itu ya orang yang melakukan investasi. Investasi itu macem-macem yaa..nti kita bahas di tulisan terpisah..*biar penasaran* just kidding..biar fokus maksudnya.. So apa kaitannya reksadana dengan investor? Ya mungkin sebagian besar udah tau, tapi saya coba menggambarkan dengan sesederhana mungkin. Kita tau ada produk investasi dari Pasar Uang (misal tabungan, deposito, surat hutang jangka pendek, dll) atau Pasar Modal (obligasi, saham, dll) Nah kalo kita langsung beli yang di Pasar Modal, jumlah dana yang harus kita siapkan cukup atau sangat besar dan tidak semua orang mampu. Lalu dibuatlah reksadana (UU Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang juga ingin berinvestasi, namun memiliki dana terbatas, jadi kl sendiri ga bisa ya gotong royong deh..artinya sejumlah orang yang ingin berinvestasi bisa memasukkan dananya untuk membeli yang tadinya tidak mampu dibeli sendirian. “Bersama kita bisa!” Ada beberapa hal penting yang perlu dipahami tentang reksadana :

  • Dimiliki oleh sejumlah investor
  • Dikelola oleh Manajer Investasi (MI)
  • Disimpan dan diadministrasi oleh Bank Kustodian
  • Memperoleh pernyataan Efektif dari BAPEPAM-LK

Trus ada yang nanya, reksadana bisa turun ga? Ya tergantung, contoh kalo mengandung saham, ya saat harga sahamnya turun, NAB reksadananya bisa turun, trus kenapa? Ya turun-turun aja, kan ga selamanya turun, nanti naik lagi..kecuali perusahaannya bangkrut yaa..ada yang pernah perhatiin harga saham Astra? Pernah turun sampai titik berapa? Dan sekarang harganya berapa? Jadi makanya penting punya kemampuan untuk memilih reksadana yang tepat, dan sesuai kebutuhan Contoh dengan beli reksadana saham misalnya, isinya itu kumpulan berbagai macam saham dgn sejumlah persentase (misal: saham Astra, saham Telkom, saham Unilever, dll) kita udah jadi investor! Horeee… And because I’ve been work in Astra, now I just can say that I change my self from worker to investor! I still can support Astra in different way..hehe.. So kalo ‘paradigma’ bahwa yg namanya investor itu orang-orang yang punya duittttt banyaaakkk bgt..udah ngga lagi yaa..*kedip Anyone can be an investor, if they are willing to.. Ps: Tulisan ini juga dimuat di blog saya phienstory.blogspot.com Reksadana logo is taken from here

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun