Antara Suka, Obsesi, dan Cinta
Banyak diantara kita yang salah mengartikan tiga kata tersebut, padahal ketiganya mempunyai makna yang berbeda jika fokusnya berkenaan dengan perasaan. Maka dari itu, hal tersebut perlu kita bahas. Tidak perlu panjang lebar, yuk disimak bersama.
Pertama, suka. Dalam KBBI, dapat diartikan dengan menaruh simpati ataupun senang. Iya, ketika kita sedang suka dengan seseorang pasti akan cenderung bersimpati dengan si dia. Sebelum itu, pastinya karena ada hal menarik dari si dia yang membuat kita suka, pada umumnya fisik jadi landasan pertama bunga mulai ranum-ranumnya. Eitss tunggu dulu, suka itu akal pikiran masih dapat berjalan sebab kita belum paham dengan karakter si dia, biasanya jika sudah melangkah ke tahap perkenalan hingga bercakap soal keresahan dua belah pihak disitu hadir antara cocok atau tidak.
Kedua, obsesi. Dalam KBBI, dapat diartikan dengan perasaan yang sangat merasuki pikiran. Nah, langkah ini merupakan langkah selanjutnya dari suka tadi, apakah ke arah obsesi ataupun cinta. Kalau pikiran kita sudah rusak sebelumnya pasti akan mengarah kepada obsesi ini sebab obsesi membuat kita jadi kehilangan akal namun mengaktifkan nafsu. Dalam berbincang dengan si dia, pasti ada sebab obsesi ini muncul. Pada umumnya, terfitnah dengan fisik, suara, atau bahkan gaya penulisan si dia. Kalau sudah seperti ini, kedua belah pihak sulit untuk diberi nasihat sebab akal sudah tak berfungsi sebagaimana mestinya. Obsesi bisa diartikan juga dengan berlebihannya dopamine, padahal segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Beberapa jenis yang ditimbulkan dari obsesi seperti toxic relationship dan abusive relationship. Jika kamu merasa sedang di posisi ini, harap minta pertolongan dari keluarga, teman, atau orang yang kamu percayai dapat mengeluarkanmu dari hal tersebut. Mengapa? Karena aku pun pernah terjebak dalam obsesi terhadap seseorang.
Ketiga, cinta. Dalam KBBI, dapat diartikan suka sekali atau benar-benar sayang. Cinta ini mengarah ke hal-hal positif, akal kita dapat berpikir dengan baik, jiwa kita pun lapang. Jika seseorang cinta, pasti kalau pasangannya berbuat kesalahan akan diluruskan kembali dan bukan dengan kekerasan. Ketenangan akan hadir pada kita yang akalnya berjalan. Inilah yang seharusnya hadir setelah rasa suka itu.
Kalau ada yang berkata, "aku mencintaimu apa adanya" namun dia masih suka mabuk-mabukan, percayalah dia berbohong. Karena cinta mengarah kepada hal-hal yang membuat kita bertumbuh bukan terbunuh.
Jadi, sekarang sudah mengerti perbedaan antara tiga kata tersebut kan?
Kalau belum siap untuk kecewa, jangan coba-coba mengatakan cinta yang ternyata itu hanya obsesi semata. Sebab cinta menerima semua luka dan berdamai setelahnya. Namun obsesi hanya melampiaskan nafsu semata, lalu meratapi luka selepasnya. Semoga tulisanku dapat membuat kamu berpikir ulang ya, apakah benar sedang jatuh cinta ataukah sedang nafsu-nafsunya. Terima kasih, sampai jumpa di lain tulisan.
_____
Penulis: Bestara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H