Mohon tunggu...
Phadli Harahap
Phadli Harahap Mohon Tunggu... Freelancer - Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ridwan Kamil Pun Difitnah

21 Maret 2017   19:15 Diperbarui: 21 Maret 2017   19:20 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram Ridwan Kamil

Contoh akun2 yang mulai memfitnah sana-sini tentang saya dan istri. siap2 jaman sekarang berhadapan dengan hukum. Hatur Nuhun. *sisi gelap politik

Sungguh politik itu gelap sekali. Mungkin itu yang dirasakan Ridwan Kamil yang sangat akrab dipanggil Kang Emil. Belum pun dia pasti mencalonkan menjadi gubernur fitnah sudah dimana-mana. Kalau ahok dibilang kaum kafir dan antek aseng, oh tentu label ini tidak bisa disematkan untuk kang Ridwan kami yang Indonesia dan Sunda sekali. Cik atuh euy, plis deh. Eh tahu-tahunya, masih ada celah. Kang Emil dituduh bagian dari kaum Syiah. Bukan main ini, bukan main fitnah bisa tumbuh berkembang mencari sisi lain yang tak diduga. Anehnya ada saja yang punya ide untuk mematahkan niat orang menjadi pemimpin daerah.

Penyebab dari fitnah mengarah ke Kang Emil diduga karena dia mau-maunya diusung oleh Nasdem yang tak lain tak bukan pengusung Ahok di Pilkada Jakarta. Langkah Kang emil dianggap salah besar dan mengecewakan bagi sebagian orang yang menolak Ahok. Padahal mah, eweuh kaitan, enggak ada hubungan Ahok sama Kang Emil. Ada sih yang sama antara Ahok dan Kang Emil, mereka berkerja keras membangun wilayah yang dipimpinnya semakin cantik dan lebih menyenangkan bagi rakyatnya.

Tapi kan, angger we. Tetap aja Kang Emil dianggap enggak boleh diusung Nasdem. Padahal mah, Parpol tetap menjadi kendaraan nomor satu bagi calon pemimpin untuk bisa dipilih. Partai Politik tidak bisa dienyahkan dalam proses demokrasi di negeri ini, apalagi perannya sangat besar. Kalau kata Dr. Hans-Joachim Esderts yang menulis kata pengantar dalam buku “Peran Partai Politik dalam Sebuah Sistem Demokrasi: Sembilan Tesis” yang ditulis oleh Prof. Thomas Meyer, yakni  partai politik harus memenuhi tugas-tugasnya yang maha penting, antara lain: Mempersiapkan kandidat-kanditat terbaiknya di legislatif, mempromosikan program politik dan platform pemilunya, serta bersaing untuk mendapatkan mandat publik dan suara¬suaranya. Hal yang tak bisa dilupakan adalah partai politik menjadi perantara masyarakat dengan institusi pemerintahan.

Nah kalau Kang Emil tidak menerima pinangan dari jalur partai yang ringan tangan meminta dirinya menjadi gubernur ditolak? Halooo, emang situ bisa membantu kang Emil mengumpulkan KTP biar bisa melenggang lewat jalur independent.

Serangan pada Kang Emil tentu saja kebablasan. Fitnah luar biasa jahatnya. Dia melewati batas akal sehat. Fitnah bisa menembus latar belakang agama dan suku bangsa. Paling jahat lagi, kalau menunggangi agama menjadi alasan tidak pantasnya seseorang untuk menjadi pemimpin. Padahal sepak terjangnya dan kualiatasnya sebagai pemimpin sudah bisa dilihat dengan mata telanjang. Lihat atuh, Bandung sudah cantik begitu, indek kebahagiaan meningkat, dan banyak prestasi untuk Bandung Juara yang lahir dari kepemimpinan Kang Emil.

Eh lagian kan, pemilu masih tahun 2018 ya, kok ramainya dari sekarang. Perkara Pilkada Jakarta saja belum beres. Sekarang, waktunya Jawa Barat ketiban bagian Fitnah-Memfitnah.

Cik atuh euy. Fitnah ini tentu saja tak didiamkan oleh Kang Emil. Seperti informasi dari twitternya, siap-siap berhadapan dengan hukum. Betul itu kang Emil jangan didiamkan. Nanti orang-orang baik seperti anda malah enggan jadi pemimpin. Bagi siapa-siapa saja itu tukang fitnah harus dilaporkan biar tegas dan membukatikan apa yang salah dan apa yang benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun