Mohon tunggu...
Phadli Harahap
Phadli Harahap Mohon Tunggu... Freelancer - Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemadaman Listrik se-Jabodetabek, Jabar, dan Jateng yang Menyalakan Sisi Kemanusiaan Kita

4 Agustus 2019   22:34 Diperbarui: 4 Agustus 2019   23:15 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya saya kira aliran listrik yang mati cuma jadwal rutin biasa, ternyata kejadiaan sangat istimewa. Bukan mati listrik biasa. Kematian jaringan listrik berdampak luas di Wilayah Kota Jakarta dan Jawa Barat. Istri memberi tahu, kalau pihak kantornya mengirimkan informasi pemadaman skala besar sekaligus permintaan maaf pihak PLN atas kerusakan sistem yang terjadi pada hari minggu 4 Agustus 2019.

Gangguan jaringan listrik ini mulai terasa dampaknya ketika saya ingin buang air besar. "Astagafirullah, air habis," selanjutnya saya komat kamit memaki diri sendiri dalam hati. Sudah mati listrik begini, baru tahu rasa. Kok rasanya bodoh sekali enggak menyalakan air sebelumnya. Tempat penampung air kosong melompong. Tak tampak setetes pun tersisa.

Tiada ada tindakan lain yang harus dilakukan, tempat pembuangan kotoran harus ditemukan segera. Lalu, saya pun mengajak anak istri ke kota dengan alasan jalan-jalan ke taman sekaligus mengajak ke mall membeli kebutuhan bulanan.

Singkat kata singkat cerita, saya berhasil sampai di Taman Kota Alun-Alun Sukabumi. Perjalanan yang memakan waktu satu jam dari rumah itu tak sia-sia. Buang air besar terlaksana serta anak dan istri bisa menikmati hari libur di taman kota. Kota Sukabumi dan Kabupaten yang secara administrative wilayah berbeda sama-sama terdampak pemadaman listrik.

Setelah dilihat-lihat agak mengagetkan, taman kota hari ini kok ramai sekali. Orang tua bermain berkejar-kejaran sama anak-anaknya. Remaja memadu kasih mojok di sisi taman kota. Sebagian orang berolah raga dengan riang gembira. Oh dunia luar di hari libur di taman kota ternyata seindah ini. Orang berkumpul menikmati hidup mereka bersama orang-orang terdekat.

Menariknya, orang yang menggunakan handphone jarang sekali. Hanya ada manusia yang saling bercengkerama dengan manusia lainnya. Bagaimana mau main handphone, wong listrik mati seharian kok.

Dari kejadian di taman kota yang menurut saya syahdu sekali adalah ketika melihat seorang Ayah menjaga anaknya yang sepertinya lagi belajar bersepeda. Si anak terjatuh dan sang Ayah tergesa-gesa melihat kondisi kaki buah hatinya. "Jangan nangis, kamu harus kuat. Kakak perempuanmu dulu enggak pernah nangis jatuh naik sepeda" keintiman sebuah keluarga kian terasa.

Pemadaman Listrik yang Melahirkan Keintiman Sesama Manusia

Rupanya, pemadaman listrik membawa nilai yang sangat berarti dari sisi kemanusiaan kita. Buktinya orang-orang di Taman bisa bermain dengan riangnya tanpa handphone. Tak perlu cemas harus bikin update status dan komentari media sosial orang lain. Hidup tanpa listrik membuat orang-orang bisa lebih dekat dengan anggota keluarga mereka.

Tidak bisa dipungkiri bukan, teknologi komunikasi yang canggih yang diwujudkan dengan benda bernama hanphone itu telah mencuri perhatian dan kehidupan kita. Syukurnya teknologi canggih itu tak bisa berbuat banyak ketika listrik mati se-Jakarta dan Jawa Barat raya hari ini. Ada jutaan orang yang mungkin resah gelisah, galau,dan mati gaya. Enggak bisa buka media sosial dan nge-game hari ini.

Anak-anak yang bermain ke luar rumah pun terlihat sangat bahagia. Belum tentu bisa menikmati moment seindah hari tanpa listrik seperti hari ini. Minggu bersama Ayah tampaknya menjadi moment tak terlupa bagi si anak kelak. Kalau Ayahnya ada di sampingnya, meski cuma di hari minggu saja.

Sebagai manusia kita harus sadar, teknologi benar-benar menyita waktu kehidupan kita. Manusia menjadi makhluk yang selalu menunduk. Hidup dalam kesepian. Jarang bertatap muka. Anehnya, bisa tertawa cekikikan sendiri melihat layar handphone. Hingga, akhirnya manusia lupa kalau kehidupan tanpa teknologi tetap jauh lebih menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun