Bukan hal yang aneh lagi saat melihat anak-anak membunuh waktu dengan bermain game online zaman kekinian. Siasat jitu untuk menahan lapar dan haus dan tanpa terasa tiba-tiba sudah azan magrib saja. Namun tidak berlaku bagi anak-anak Kampung Cibiru di Sukabumi.
Kampung cibiru merupakan sebuah kampung yang berada Di Desa Cicantayan, Kacamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Di sana, anak-anak biasanya menghabiskan waktu dengan permainan tradisional, terutama egrang hingga waktu berbuka puasa. Iya itu loh permainan dengan dua batang bambu yang dibawahnya terdapat tatakan untuk diinjak.
Anak-Anak dari Kampung Cibiru sangat mahir bermain egrang. Bahkan, anak usia di bawah 5 tahun sudah bisa hilir-mudik dengan menggunakan egrang. Nah, permainan tradisional seperti egrang, galasin, gatrik (patok lele), kelereng, dan sondah (engkek) yang biasa dimainkan oleh mereka.
Permainan tradisional egrang biasanya dimainkan dengan berjalan-jalan di sekitar kampung. Mereka juga bisa menggunakan egrang sambil berlari. Hal yang lebih menarik lagi, anak-anak usia PUAD dan sekolah dasar di kampung Cibiru ternyata terbiasa menggunakan egrang untuk atraksi.
Kalau kata Kang Pibsa, tokoh pemuda di sana bahwa egrang memang sudah menjadi bagian tradisi kampung Cibiru. Permainan egrang dimainkan secara turun-temurun. Meski sempat jarang dimainkan, anak muda Cibiru mencoba untuk mengenalkan kembali permainan egrang kepada anak-anak kecil di sana.
Hasilnya sebagian besar anak-anak Kampung Cibiru bisa bermain egrang. Si kakak mengajarkan si adik. Si adik mengajarkan ke teman-temannya. Begitu seterusnya hingga anak-anak terbiasa bermain egrang.
Tradisi permainan egrang tersebut menjadi keunikan tersendiri di Kampung Egrang. Kalau datang ke sana sore hari, maka kita dapat melihat anak-anak riuh berkumpul bersama teman-temannya di luar rumah. Maka, jarang sekali ditemukan anak-anak yang berdiam diri di dalam rumah bermain Mobile Legend ataupun PUBG.
Di antara mereka yang bermain egrang itu, anak-anak lainnya bermain gatrik, galasin, englek, sondah dan kelereng. Menariknya, anak perempuan di Kampung Cibiru pun terbiasa bermain kelereng. Begitu pula permainan lainnya. Jadi tidak ada batasan gender dalam permainan tradisional. Anak laki-laki dan perempuan bisa bermain bersama. Enggak perlu malu bermain bersama dengan perbedaan jenis kelamin.