[caption caption="Taman baca RT. Sumber : Relawan Baca Sukabumi"][/caption]Sebagai bagian dari rakyat yang menyadari betapa rendahnya minat baca anak-anak di negeri ini, saya setuju para anggota DPR mengusulkan pembangunan perpustakaan, berapapun biayanya dan berapapun besarnya gedung yang akan dibangun nantinya. Sekali lagi, saya setuju.Â
Pada kenyatannya di negeri ini, untuk merengkuh ilmu pengetahuan biayanya sangat mahal dan mengaksesnya tidaklah mudah, karena pemerintah tidak membiayai secara penuh pendidikan bagi rakyatnya, mereka yang tergolong kaum miskin. Kalaupun iuran sekolah digratiskan, tetapi biaya seragam sekolah, alat tulis, dan buku sebagai kunci jendela duniapun harganya tidaklah murah.Â
Nah, ketika anggota DPR ribut-ribu mau membangun perpustakaan, kenapa harus protes. Biarkan saja, mumpung mereka peduli terhadap peningkatan minat baca. Meski minat baca untuk mereka sendiri. Kan bagus juga para anggota DPR kita gemar membaca.
[caption caption="Seorang anak sedang membaca buku cerita dengan seksama. Sumber : Relawan Taman Baca Sukabumi"]
Biar tahu saja, kabarnya kondisi perpustakaan lama sudah tidak layak dan mirip perpustakaan ketua RT. Masa tega membiarkan anggota DPR memiliki perpustakaan kayak punya Pak RT. Maka, perpustakaan parlemen harus dibangun dengan konsep megah seperti perpustakaan nasional.
Saya hakkul yakin Pak Fahri tahu betul bagaimana kondisi perputakaan tingkat RT. Dia toh berasal dari rakyat, pernah kuliah, dan menjadi aktivis pada jamannya. Dia pasti pernah menciumi aroma buku dari perpustakaan tingkat RT.Â
Tetapi apakah Pak Fahri tahu bagaimana susahnya mengumpulkan buku untuk perpustakaan tingkat RT? Saking susahnya, para pengelola minta donasi ke sana ke mari, syukur-syukur ada yang menanggapi. Kalau dapat 1 dus buku dari donatur, para pengelolanya akan lompat kegirangan. Betapa baiknya dermawan yang mau menyumbang buku 1 dus itu. Karena mencari buku untuk perpustakaan tingkat RT itu tidaklah mudah.
Tidak masalah, kalau dana proyek perpustakaan DPR senilai Rp 570 miliar dan sumbernya dari APBN 2016. Tidak apa-apa, karena persoalan penyediaan buku dan membangun perpustakaan itu memang mahal biayanya. Silahkan saja bangun secepat-cepatnya.Â
Tetapi setelah itu wahai para anggota DPR, bantulah para pengelola perpustakaan atau taman baca tingkat RT juga membangun gedung perpustakaan, yang paling tidak agar layak untuk dikunjungi anak-anak dan masyarakat lainnya. Bantulah pengelola taman baca untuk menyediakan buku, jumlahnyapun tidaklah sebanyak yang dibutuhkan perpustakaan anggota DPR itu.
Wahai Bapak/Ibu anggota DPR, saat ini di Kabupaten Sukabumi, begitu banyak para pemuda yang berjuang membangun perpustakaan atau taman baca tingkat RT atau sebut saja kampung. Mereka mengetuk begitu banyak sekali orang, lembaga, organisasi untuk memperoleh buku, meski hasilnya tak seperti yang dibayangkan. Senyata-nyatanya membangun taman baca secara swadaya itu susah betul.
[caption caption="Sumber : Relawan Taman Baca"]