Mahasiswa Farmasi Universitas Esa Unggul Kebon Jeruk Angkatan 2020  telah melaksanakan Praktik Farmasi Sosial (PFS) yang diselenggarakan serentak dari tanggal 07 Agustus--20 Agustus 2023. Kegiatan Praktek Farmasi Sosial  ini adalah kegiatan yang diwajibkan oleh Ketua Program Studi Farmasi yaitu Dr.apt. Sri Teguh Rahayu, M.Farm kepada mahasiswa semester VI  dengan tujuan untuk menerapkan salah satu tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.
Program Praktik Farmasi Sosial  dibagi menjadi 6 kelompok yang beranggotakan 6-7 mahasiswa dan dibagi berdasarkan domisili/tempat tinggal. Salah satu kelompok Praktek Farmasi Sosial  Program Studi Farmasi Universitas Esa Unggul yaitu kelompok 6  yang beranggotakan 7 mahasiswi dan dilaksanakan di wilayah Kelurahan Keroncong, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang dengan dosen pembimbing lapangan  Dr.apt. Ratih Dyah Pertiwi, M.Farm. Adapun tema  yang dipilih "Upaya Peningkatan Pengetahuan Masyarakat mengenai TOGA, DAGUSIBU, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kelurahan Keroncong". Metode yang digunakan yaitu Creative Learning dimana merupakan metode yang menyenangkan, menarik minat, aktif dan kreatif sehingga dapat diterima baik oleh masyarakat.
Â
Kegiatan Praktik Farmasi Sosial kelompok 6 mempunyai Program Kerja yang dilaksanakan  yaitu Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Program POSYANDU, Penyuluhan PHBS bagi Anak-anak, Ekonomi Kreatif, serta Penyuluhan DAGUSIBU.
Hari pertama pembukaan kegiatan Praktik Farmasi Sosial diawali dengan penerimaan mahasiswa dalam bentuk upacara di kecamatan Jatiuwung dan dilanjutkan dengan kegiatan penerimaan mahasiswa Praktik Farmasi Sosial di Kelurahan Keroncong oleh ibu Sekretaris Kelurahan Soniyem, S. Sos dan staf KASI Tata Pemerintahan Joko Renung, S. E dan KASI Kemasyarakatan Abdul Hasan, S. IP mewakili bapak lurah Panji Buana, S.IP yang berhalangan hadir karena ada tugas yang lain.
Program Kerja pertama dilakukan dengan kegiatan Penanaman Tanaman Obat Keluarga di RW 04 KWT Deskorda Kelurahan Keroncong. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada hakekatnya adalah tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Keberhasilan kegiatan dilihat dari kehadiran sebesar 90% dan Ibu-ibu KWT (Kelompok Wanita Tani) Deskorda yang sangat antusiasme dalam menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Pada kegiatan ini, masyarakat memiliki andil yang besar terutama dalam penanaman. Meskipun begitu, masih ada tahapan yang harus dilakukan oleh masyarakat yaitu perawatan kebun tanaman obat keluarga. Dengan adanya perawatan yang baik, tanaman yang ditanam juga akan tumbuh dengan baik sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat secara umum dan khususnya masyarakat RW 04 KWT Deskorda. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, masyarakat KWT Deskorda bisa lebih mandiri terutama dalam hal menjaga kesehatan keluarga.
Kegiatan berikutnya adalah kegiatan posyandu. Dalam pelaksanaan kegiatan posyandu ada sekitar 8 posyandu yang menjadi tempat dilaksanakannya kegiatan Praktik Farmasi Sosial. Kegiatan di posyandu dimulai dengan melakukan pendaftaran, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pemberian vitamin; imunisasi dan penyuluhan kesehatan oleh petugas Posyandu untuk mengurangi risiko stunting. Kegiatan posyandu balita yang terlaksana berjalan dengan baik dan lancar, semua kader maupun mahasiswa PFS Kelompok 6 berperan aktif pada kegiatan posyandu balita. Kader dan ibu balita yang hadir dalam kegiatan posyandu balita mendapatkan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya semangat hidup sehat dan upaya pencegahan stunting bagi balita.
Dalam pelaksanaan Praktik Farmasi Sosial, terdapat juga kegiatan Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)  berupa Cara Mencuci Tangan dengan benar. Gaya hidup bersih dan sehat sebaiknya ditanamkan dalam diri anak sejak dini sehingga mereka tumbuh dengan kebiasaan yang menunjang hidup bersih dan sehat. Tujuan diadakannya penyuluhan PHBS pada anak-anak adalah untuk meningkatkan pemahaman serta kebiasaan  perilaku hidup bersih dan sehat. Lokasi Kegiatan diadakan di RW 04 Deskorda dengan target sasaran anak-anak usia 5-10 tahun. Adapun metode yang digunakan beberapa tahap, yaitu Sosialisasi, tindakan/Demonstrasi dan evaluasi.. Berdasarkan hasil di tahap evaluasi terjadi peningkatan pemahaman anak-anak yang awalnya tidak tahu tentang PHBS menjadi tahu sebesar 95% anak-anak menjawab benar seputar PHBS dengan menebak gambar serta mengurutkan cara mencuci tangan yang benar sesuai poster.
Serai menjadi Spray Anti nyamuk dan Pengolahan Jahe menjadi minuman serbuk instan. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengembangkan kreativitas masyarakat dibidang ekonomi dalam meningkatkan perekonomian lokal melalui UMKM (Usaha Mikro Kecil dan  Menengah) dan juga dapat menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mengurangi angka pengangguran di daerah tersebut. Tanaman serai (Cymbopogon citrates) dipercaya dapat mengusir nyamuk karena memiliki kandungan g senyawa sitronelol dan geraniol yang merupakan bahan aktif yang tidak disukai dan sangat dihindari serangga termasuk nyamuk. Adapun metode pelaksanaannya yaitu berupa penyuluhan dan pelatihan secara langsung pembuatan Spray Batang Serai. Tahap pelaksanaan pertama yaitu penyuluhan terlebih dahulu mengenai Tanaman Serai dan kandungannya, manfaat Tanaman Serai, Pengolahan Batang Serai menjadi Spray Anti Nyamuk. Pada kegiatan ini dilakukan Pre-test dan Post-test kepada masyarakat. setelah dilakukan penyuluhan dan pelatihan, hasil menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman masyarakat yang awalnya tidak tahu menjadi tahu. Peningkatan terjadi dari 10 % menjadi 100%. dimana masyarakat jadi tahu mengenai Tanaman Serai dan kandungannya, manfaat Tanaman Serai, serta Pengelolaan Batang Serai menjadi Spray Anti Nyamuk setelah dilakukan penyuluhan.
Program kerja selanjutnya yaitu Ekonomi Kreatif  dengan target dan sasaran yang dipilih yaitu Ibu-ibu mulai usia 30-50 tahun dan dilaksanakan dengan 2 tema kegiatan yaiitu Pemanfaatan Batang