Salah satu persoalan yang kini mendapatkan perhatian di seluruh dunia adalah soal ketersediaan pangan dan energi. Menipisnya cadangan pangan dan energi dihampir seluruh dunia membuat seluruh negara mencari jalan keluar untuk mengatasi defisit pangan dan energi tersebut. Pada masa mendatang, negara yang memiliki sumber pangan yang cukup serta energi yang besar diyakini akan menjadi negara penting dalam percaturan politik dunia. Bahkan saat ini, hampir semua negara mencoba untuk mengembangkan energi terbarukan sebagai alternatif untuk mengatasi kekurangan energi dimasa mendatang.
Indonesia, negara yang cukup kaya dengan hasil alam baik di darat maupun dilautan, persoalan pangan dan energi menjadi perhatian tersendiri. Pangan dan energi merupakan komoditas penting dan strategis bagi bangsa Indonesia. Kemandirian pangan dan energi sudah lama menjadi cita-cita bersama namun hingga saat ini belum bisa diwujudkan. Padahal, dengan sumber daya alam yang melimpah, pada dasarnya tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak mandiri dalam pangan dan energi.
Indonesia memiliki semua prasyarat untuk mewujudkan kemandirian pangan dan energi. Sumber daya alam yang melimpah dan didukung oleh sumber daya manusia yang banyak menjadi salah satu syarat mewujudkan hal tersebut. Akan tetapi, jika tidak ada pengelolaan yang baik, maka kemadirian pangan dan energi tidak akan dapat diwujudkan. Jika tidak ada pengelolaan yang baik di sektor pangan, maka Indonesia akan terus menerus menjadi negara pengimpor bahan pangan. Jika tidak ada pengelolaan yang baik di sektor energi, maka dalam beberapa tahun kedepan, sumber energi Indonesia seperti minyak, gas dan batubara akan habis.
Isu kemandirian pangan dan energi inilah yang menjadi salah satu perhatian utama Pramono Edhie Wibowo. Dalam banyak kesempatan menyampaikan gagasan kepada masyarakat, Pramono Edhie Wibowo selalu menyampaikan pesan bahwa Indonesia harus mandiri di sektor pangan dan energi. Kedaulatan pangan harus diwujudkan, karena dengan begitu, maka kedaulatan Indonesia akan semakin dihargai oleh negara lain. Pramono Edhie Wibowo juga berulangkali menyampaikan keprihatinannya terhadap semakin tersingkirkan buah-buah lokal yang disebabkan maraknya impor buah dari negara lain.
Untuk itu, Pramono Edhie mengusulkan agar dilakukan penataan kembali sistem pangan dan energi di Indonesia. Konsep pertanian misalnya, harus dilakukan secara terpadu, mulai dari bibit hingga distribusi. Energi terbarukan yang saat ini belum menjadi perhatian bersama, harus dikedepankan. Sehingga masyarakat tidak lagi tergantung pada minyak bumi dan gas alam yang persediaannya semakin terbatas. Pembangunan harus didasarkan pada potensi dan sosial budaya yang berkembang di masing-masing daerah.
Indonesia, menurut Pramono Edhie Wibowo harus melakukan upaya serius ciptakan kemandirian pangan dan energi serta pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan. Artinya pertumbuhan yang memberikan kesempatan sama kepada seluruh masyarakat Indonesia, pertumbuhan yang berkesinambungan, pemerataan hasil pembangunan, pembukaan lapangan kerja baru, serta pertumbuhan yang mendorong kewirausahaan dan pengembangan usaha mikro, serta melanjutkan pengentasan kemiskinan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H