Mohon tunggu...
Pramono Edhie Wibowo News
Pramono Edhie Wibowo News Mohon Tunggu... -

Menginformasikan Pramono Edhie Wibowo

Selanjutnya

Tutup

Politik

Catatan Perjalanan Pramono Edhie Wibowo Ke Jambi

27 Desember 2013   09:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:27 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pramono Edhie Wibowo seperti tidak kenal lelah menyambangi berbagai daerah di Indonesia. Meski keliling Indonesia dan bertemu berbagai kelompok masyarakat telah dilakukannya sejak masih aktif di dunia militer, tapi aktivitas itu tidak mengendur begitu ia pensiun dari militer. Apalagi dengan posisinya saat ini sebagai salah satu peserta Konvensi Partai Demokrat, membuatnya harus banyak melakukan sosialisasi dan bertemu dengan masyarakat di seluruh Indonesia.

Memasuki akhir Desember 2013, atau beberapa hari menjelang tahun baru 2014, Pramono Edhie Wibowo berkesempatan mengunjungi salah satu provinsi di Pulau Sumatera, yaitu Provinsi Jambi. Mas Edhie, begitu ia akrab disapa, melakukan kunjungan ke Jambi setelah mendapat undangan dari berbagai elemen masyarakat Jambi untuk menghadiri acara yang mereka selenggarakan.

Acara pertama yang dihadiri oleh Pramono Edhie adalah peresmian posko pemenangan calon anggota DPR dari Partai Demokrat, Indrawati Sukadis. Pramono Edhie yang juga menjabat sebagai Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat diminta untuk meresmikan posko pemenangan Indrawati yang akan bertarung di dapil tersebut pada pemilu 2014 mendatang.

Selepas meresmikan posko pemenangan tersebut, Pramono melanjutkan perjalanan menuju Pondok Pesantren Asad yang merupakan salah satu pondok di mana banyak tokoh jambi menjadi alumninya. Di pondok pesantren ini, Pramono Edhie melakukan dialog dengan pimpinan pondok pesantren dan seluruh santri serta masyarakat sekitar pesantren. Dalam dialog tersebut, Pramono Edhie secara tegas menyatakan akan menjadikan hukum sebagai panglima dalam mengelola negara jika mendapat amanat dari rakyat Indonesia. Hukum tidak boleh kalah dengan apapun termasuk dengan politik. Untuk itu, Pramono Edhie berpesan agar  masyarakat berani melaporkan indikasi korupsi yang dilakukan penyelenggara negara. Baik di tingkat pusat mau pun daerah. Menurutnya, kasus korupsi besar yang akhirnya terbongkar tidak terlepas dari pengaduan masyarakat yang disertai bukti. Laporan itu kemudian ditindaklanjuti oleh lembaga penegak hukum, baik KPK, kejaksaan, maupun kepolisian. Untuk itulah, masyarakat harus mendukung pemberantasan korupsi dengan berani melaporkan segala hal yang berbau korupsi kepada penegak hukum.

Pada hari berikutnya di Jambi, Pramono Edhie menghadiri acara Peringatan Puncak Hari Ibu yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jambi. Dalam acara ini, Pramono Edhie melakukan senam pagi bersama ribuan masyarakat Kota Jambi di halaman kantor Gubernur Jambi. Saat memberikan sambutan dihadapan ribuan masyarakat Jambi, Pramono Edhie mengajak seluruh masyarakat untuk menghormati Ibu dan mensejahterakan mereka. “Ibu adalah sosok yang wajib kita hormati karena dari para ibu lah, lahir generasi penerus bangsa,” demikian pesan yang disampaikan oleh Pramono Edhie Wibowo.

Setelah melakukan senam pagi dan berdialog dengan masyarakat, Pramono Edhie Wibowo bersama Gubernur Jambi Hasan Basri Agus menghadiri pelantikan pengurus HMI Cabang Jambi sekaligus pembukaan rapat kerja cabang (Rakercab) HMI Cabang Jambi. Dalam kesempatan itu, Pramono Edhie berpesan kepada aktivis mahasiswa untuk membangun kecerdasan dan integritas melalui kebaikan dan kesantunan dalam berorganisasi. "Kalau menjadi pemimpin agar menjadi pemimpin yang baik, dan kalau menjadi anggota jadilah anggota yang baik. Sebagai aktivis harus bisa menghargai perbedaan dan jangan selalu merasa benar sendiri," kata Pramono Edhie Wibowo di hadapan para aktivisi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jambi.

Menurut Edhie Wibowo, HMI dan organisasi kemahasiswaan lainnya adalah organisasi luar biasa, karena organisasi ini menjadi proses pembelajaran untuk menjadi calon pemimpin nasional. "Dengan aktif di organisasi kemahasiswaan, mahasiswa mempelajari ilmu pengetahuan di ruang kuliah, sekaligus belajar berorganisasi, sehingga akan tumbuh jiwa kepemimpinan dan demokratis," katanya.

Oleh sebab itu, sebagai aktivis mahasiswa yang memiliki semangat dan idealisme yang tinggi, mahasiswa harus memberikan kontribusi yang baik untuk pembangunan bangsa. Mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan di Indonesia. “Sejarah sudah mencatat, bagaimana mahasiswa mampu melakukan perubahan itu,” ujar Pramono Edhie Wibowo[].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun