Mohon tunggu...
Yuga Gumilang
Yuga Gumilang Mohon Tunggu... Guru - Seorang Tentor Biologi yang suka membaca dan menulis

mencoba untuk melewati batas-batas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gedung Nasional Indonesia, Saksi Bisu Perjuangan Bapak Kebangkitan Nasional

12 November 2018   11:24 Diperbarui: 12 November 2018   11:45 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman Depan Gedung Nasional Indonesia (dokpri)

Lantai dua berisi beberapa barang peninggalan Dr.Soetomo seperti kursi bedah, stetoskop, alat bedah, tas kerja, serta barang lainnya. Sedangkan terdapat beberapa barang yang merupakan replika. 

"Kami membuat tempat operasi beliau semirip mungkin berdasarkan foto yang ada karena Rumah Sakit tempat beliau bekerja (RS Simpang) sekarang sudah dijadikan pusat perbelanjaan Delta Plaza", ujar Guide tersebut. Menurut penuturan guide bahwa barang-barang peninggalan Dr. Soetomo yang berasal dari Rumah Sakit dikumpulkan oleh teman sejurusan beliau, Prof. Dr. Indropo Agusni yang hingga saat ini masih hidup dan diketahui keberadaannya. 

Setelah menjelajahi zona satu dan dua, kemudian saya bermaksud memasuki Makam Dr.Soetomo di zona ketiga. Letak makam beliau tidak jauh dengan zona kedua sanggar yaitu sebelah barat sanggar. Seperti yang tertulis pada salah satu narasi di dalam gedung, bahwa Dr.Soetomo mewasiatkan kepada teman-teman dan keluarganya supaya dimakamkan di dekat Gedung Nasional Indonesia karena sebagai tanda kecintaan beliau terhadap perjuangan masyarakat Indonesia. Ada satu kalimat menarik yang dikutip dari tulisan beliau pada tanggal 11 Juli 1925 pada prasasti di samping makam beliau yang berbunyi:

Prasasti di Samping Makam Dr.Soetomo beserta kutipan dari salah satu tulisannya (dokpri)
Prasasti di Samping Makam Dr.Soetomo beserta kutipan dari salah satu tulisannya (dokpri)
"Senantiasa berjuang kemuka jurusan kita, dengan tiada memperdulikan sendirian dan cela, bahkan tiada menyesali kehilangan dan keluarganya yang harus menderita dari barang-barang yang menyenangkan hidup kita sendiri" (Dr.Soetomo, 11 Juli 1925)"

Sebelum meninggalkan tempat ini, saya diberikan cuma-cuma Majalah Penjebar Semangat oleh Guide . "Penjebar Semangat" merupakan majalah bentukan Dr. Soetomo dan kawan-kawan, selain itu majalah ini berbahasa jawa tidak seperti majalah-majalah yang kita kenal. Sekilas cerita dari saya, akan saya lanjutkan kembali dengan cerita lainnya. Sampai jumpa kembali... Wassalamualaikum

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun