Mohon tunggu...
Dodik Suwarno
Dodik Suwarno Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahaya Hoaks, Ini Tanggapan Kepala Sekolah di Kediri

26 Maret 2018   19:46 Diperbarui: 26 Maret 2018   19:50 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahaya Hoaks, Ini Tanggapan Kepala Sekolah di Kediri

Kediri. Kepala Sekolah SMK Pawyatan Dhaha Agus Santoso, turut angkat bicara menyoal maraknya hoax diberbagai konten medsos, sebagaimana responnya dari apa yang sudah dilakukan siswa siswinya saat mendeklarasikan anti hoax bersama Koramil 01/Kota di halaman sekolah, senin (26/03/2018)

Statement Koramil Kota untuk melawan dan menolak tegas hoax tertuang dalam isi deklarasi,yang mana disebutkan, menjaga persatuan dan kesatuan di dalam bingkai NKRI, menjaga kerukunan dan mewujudkan keharmonisan umat beragama, berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945, menentang penyebaran Hoax berbau SARA yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa dan mendukung TNI untuk melawan dan menolak penyebaran Hoax yang merusak keutuhan bangsa.

Sebagaimana disampaikan langsung Agus Santoso, hoax sangat rentan memprovokasi dan disinformasi, terutama yang berkembang di medsos. Menurutnya, generasi muda harus didorong untuk meningkatkan literasi agar ke depan menjadi manusia yang kritis dan memiliki kehidupan lebih baik. Informasi atau berita yang benar dan sesuai kenyataan, saat ini dibutuhkan untuk mengurangi keterpengaruhan siswanya pada konten negatif ,karena dipenuhi berita hoax.

"Saat menggunakan medsos, siswa harus lebih berhati-hati dalam menggunakannya. Utamanya terhadap berita hoax yang berpotensi menyesatkan. Siswa harus pandai mencermati mana berita benar dan salah. Lebih lanjut, informasi yang  bersifat fitnah, menyesatkan, bohong, dan menonjolkan kekerasan akan merusak tatanan kehidupan maupun di lingkungan sekolah," katanya.  

Dalam pandangannya, para pelajar sangat rentan mendapat berita hoax dan menyebarkannya. Mungkin karena emosi anak muda masih labil sehingga lebih gampang terpicu emosi dan lalu menyebarkannya.

"Untuk itulah media masa, menginformasikan ke masyarakat harus sesuai fakta, serta informasi yang mendidik. Berita hoax akan sangat merugikan diri sendiri, juga orang lain. Terlebih jika berita tersebut ditelan mentah-mentah tanpa ditelaah terlebih dahulu. Jika kelihatan dengan jelas bahwa berita tersebut adalah berita hoax, ia menyarankan agar tidak usah membaca, apalagi sampai membagikannya,"pungkasnya.

Youtube :


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun