Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Ingkar Soal Kabinet Trisakti dan Kementerian Berbasis Ekonomi Kreatif

28 Oktober 2014   01:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:31 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1414408096720452895

[caption id="attachment_350214" align="aligncenter" width="300" caption="Jokowi dan Slank (foto dok Tribunnews.com)"][/caption]

Betapa kecewanya saya – bisa jadi kekecewaan ini dirasakan pula oleh para pegiat industri kreatif khususnya di kalangan anak muda – bagaimana tidak, saat mengumumkan susunan kabinetnya tidak ada satu pun kementerian yang berembel-embel Ekonomi Kreatif. Sementara kita tahu selama kampanye pencapresan dirinya, Jokowi selalu menggebu-gebu bicara soal pemberdayaan industri ekonomi kreatif untuk merangkul dukungan dari kalangan anak muda pegiat industri kreatif baik di bidang seni, musik, desain, termasuk netizen.

Masih lekat dalam ingatan, bagaimana Jokowi mencoba merangkul dukungan pegiat media sosial. Bahkan dalam sebuah kesempatan  bertajuk “Jokowi Ngobrol Bareng Netizen”, mengatakan saat mendukung dan memberi perhatian khusus terhadap perkembangan industri kreatif. Menurutnya, industri kreatif adalah industri masa depan dimana pelakunya adalah anak-anak muda. Ini kesempatan kita, kata Jokowi menebar janji.

Bahkan saat debat capres, Jokowi menjanjikan akan memberikan perhatian khusus terhadap program ekonomi kreatif untuk mendorong generasi muda Indonesia masuk dalam industri ekonomi kreatif. Di mana Jokowi juga memberi perhatian untuk menjadikan industri kreatif yang didominasi oleh generasi muda usia kerja yang tidak masuk sektor kerja formal ini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional berbasis industri kreatif dan inovatif.

Celakanya begitu Jokowi mengumumkan susunan kabinet, apa yang digembar-gemborkan soal industri ekonomi kreatif ini terlupakan. Padahal banyak kalangan pegiat industri kreatif berharap di kabinet Jokowi ini juga keberadaan kementerian berembel-embel Ekonomi Kreatif baik apakah itu berdiri sendiri atau tergabung di kemeneterian lainnya sebagai pada zaman pemerintahan SBY yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan menterinya MariElkaPangestu.

Janji Jokowi akan memberi dukungan dan perhatian khusus terhadap pemberdayaan industri kreatif yang didominasi generasi muda usia kerja, terbukti tidak diakomodir dan tidak terwadai di nama kementeriannya. Dan nama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di zaman pemerintahan SBY, keberadaannya kini menjadi Kementerian Pariwisata saja, Ekonomi Kreatif-nya dihilangkan. Harapan pada kementerian kabinet Jokowi memberi perhatian khusus terhadap Ekonomi Kreatif meleset sudah.

Begitu halnya, betapa kecewanya saya saat Jokowi menyebutkan nama kabinetnya dengan “Kabinet Kerja”, bukan “Kabinet Trisakti” sebagaimana didengung-dengungkan jauh-jauh hari. Pasalnya sudah banyak kalangan yang terlanjur mengapresiasi nama Trisakti yang berasaskan kemandirian di tiga bidang politik, ekonomi dan kebudayaan ini menjadi pedoman dan spirit pemerintahan Jokowi – JK nanti. Ternyata meleset.

Berangkat dari doktrin Trisakti yang selama ini didengung-dengungkan Jokowi, apakah orientasi “Kabinet Kerja” ini juga dipedomani dan masih berspiritkan membangun kemandirian di bidang politik, ekonomi dan kebudayaan. Atau dengan atas nama “Kabinet Kerja”, politik pemerintahan Jokowi sudah berubah haluan dari spirit doktrin Trisakti, dan berpaling ke kepentingan politik lainnya.

Karena begitu diumumkan nama kabinet dan susunan nama kementeriannya; mana itu “Kabinet Trisakti”, dan mana pula itu Ekonomi Kreatif yang selama ini digembar-gemborkan Jokowi, ternyata meleset. Di sini, dari dua hal tersebut menunjukkan inkonsistensi dan inkomitmen Jokowi dalam mengemban ucapan dan janji-janji yang pernah digembar-gemborkan sendiri sebelumnya, tiada satunya kata dengan perbuatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun