Sementara Prabowo Subianto lebih banyak berkonsentrasi di pos komando Hambalang menggodok strategi politik seni berperang Sun Tzu dan mematangkan strategi Vini Vidi Vici -- Julius Caesar.
Ganda Prabowo -- Sandiaga ini memang soulmate, terbukti sewaktu di Debat Capres (I), di sela jedah iklan mempertontonkan adegan di luar perkiraan yaitu berjoget ria dan main pijit.
Mungkin penilaian ini subjektif, tapi setidaknya itulah telah disaksikan secara apa adanya oleh penonton baik lewat tayangan televisi atau pemberitaan media cetak atau online.
Terlepas apakah ini penilaian subjektif atau objektif, fiktif atau fakta, setidaknya dari berita yang ada bahwa ganda Prabowo -- Sandiaga lebih menampakan jauh lebih kompak, lincah dan soulmate.
Setidaknya dari sini pula akhirnya penonton sebagai rakyat pemilih, swing voters atau undecided voters, kita diajak semakin dewasa, kritis dan berlogika akal sehat dalam menyisir, memilah dan memilih calon pemimpin Pilpres 2019.
Karena dalam hal ini bukan cuma menyangkut lima tahun masa depan negeri tercinta Indonesia, tapi juga akan ikut menentukan harapan kita bersama sebagai rakyat Indonesia ke arah kehidupan yang lebih baik dari hal yang kita rasakan hari ini.
Paling tidak atau setidaknya dari pergerakan politis dua gandais ini di lapangan, kita juga bisa melakukan penilaian siapa sejatinya pasangan atau ganda capres -- cawapres No.01 atau No.02 yang lebih kompak, lincah dan soulmate memiliki kapabilitas dan profesionalitas untuk memimpin Indonesia 2019 -- 2024.
Terlepas dari judul tulisan "Ganda Prabowo -- Sandiaga Jauh Lebih Kompak, Lincah dan Soumate", tetap saja bahwa pastinya pilihan itu ada di political will yang terbangun dari masing-masing kesadaran diri kita sendiri. Semoga!
Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Independen #SelamatkanIndonesiaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H