Di sini saya tidak ingin mengomentari atau menjustifikasi siapa sejatinya sosok pemimpin yang disimbolisasikan bermahkotakan trisula sebagaimana dipersonifikasikan dalam mitos "Ratu Adil" ramalan Prabu Jayabaya (1135 -- 1157).
Monggo, dipersilahkan pembaca menafsir sendiri siapa sekiranya sosok pemimpin tersebut yang layak menyandang predikat pemimpin bermahkotakan trisula.
 Dalam ramalan Jayabaya disebutkan bahwa simbolisasi "Ratu Adil" ini adalah sosok pemimpin yang bermahkotakan trisula alias memiliki tiga karakter kepemimpinan;
Pertama, berkarakter Satria Bayangkara yaitu sosok pemimpin yang memiliki kewibawaan dengan bersikap tegas, adil, mengayomi rakyatnya, juga berjiwa pemaaf terhadap lawan-lawan politiknya dengan spirit tepo seliro dan mikul dhuwur mendhem jero.
Kedua, berkarakter Satria Panandita adalah sosok pemimpin yang tidak korup, menjunjung nilai-nilai etika dan moralitas, religius, amanah dalam mengemban tugas demi kesejahteraan rakyat.
Ketiga, berkarakter Satria Raja adalah sosok pemimpin berjiwa negarawan yang mengabdi demi rakyat, bukan menjadi abdi negara demi kekuasaan yang korup.
Setidaknya dari ini kita diajak untuk menakar siapakah sejatinya sosok pemimpin yang personality kepemimpiannya  karakter dan berjiwakan berjiwakan Satria Bayangkara -- Satria Panandita -- Satria Raja, sebagaimana yang dijabarkan Prabu Jayabaya akan datangnya pemimpin "Ratu Adil" di negeri ini.
Adalah sebuah kewajaran jelang Pilpres 2019 bila kemudian rakyat bermimpi mendambakan datangnya seorang pemimpin pembawa harapan transformasi perubahan bagi terciptanya kehidupan yang lebih baik, yang lebih mendamaikan, mententramkan, mengayomi, dan mensejahterakan.Â
Dan, saya yakin seyakin-yakinnya saat ini rakyat sudah makin dewasa dan semakin cerdas dalam memilah dan memilih siapakah sejatinya bermahkotakan trisula itu. Semoga!
Alex Palit, citizen jurnalis Jaringan Pewarta Independen "#SelamatkanIndonesia", seniman bambu unik, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN)Â