Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pasagan Prabowo Subianto - AHY, Fiksi atau Fiktif?

9 Mei 2018   08:00 Diperbarui: 9 Mei 2018   08:03 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto - AHY (foto ist.)

Di sini saya sengaja tidak ingin mengulasnya berpanjang-panjang atas judul artikel ini, "Prabowo Subianto -- Agus Harimurti Yudhoyono Fiksi atau Fiktif". Silahkan pembaca sendiri yang memaknai apakah judul artikel ini fiksi atau fiktif.

Dalam politik tak ada yang tak ada, segala kemungkinan bisa terjadi, termasuk semua itu bisa terjadi bertepatan saat injuri time.

Apalagi sampai hari ini belum ada deal politik hitam di atas putih, baik Gerindra maupun Demokrat secara resmi berkoalisi dengan siapa, termasuk penetapan nama capres dan cawapresnya yang diusung di Pilpres 2019. Semua masih cair, segala kemungkinan bisa terjadi.  

Meski antara Gerindra dan Demokrat secara terang benderang belum menunjukkan tanda-tanda berkoalisi, tapi bukan tidak mungkin pula saat ini secara diam-dian kedua partai telah menjalin komunikasi politik penjajakan koalisi yang kebetulan tidak sampai terendus media.

Bukan tidak mungkin pula kedua partai politik saat ini sedang melakukan kalkulasi politik guna mendapatkan format yang ideal jika memang akhirnya bersepakat koalisi.

Termasuk bukan tidak mungkin kalau pada akhirnya kedua partai ini menemukan titik temu koalisi, bukan tidak tertutup kemungkinan disertai deal politik Demokrat menyodorkan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres dipasangkan sebagai pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

Kenapa tidak? Selain kedua partai ini memiliki platform idealisme ideologis yang relatif sama, secara chemestry pasangan Prabowo -- AHY juga merepresentasikan simbolisasi senior -- yunior bukan saja diperbedaan usia, keduanya sama-sama alumni lulusan Akmil.

Bisa pula chemestry ini sebagai simbolisasi pasangan bapak -- anak, mengingat antara SBY yang tak lain adalah bapak dari AHY pernah satu angkatan dengan Prabowo Subianto saat di Akmil.

Begitupun, dari hasil ragam survei, sosok AHY memiliki elektabilatas tertinggi ketimbang dibanding nama kandidat cawapres partai lainnya yang muncul.

Ketika politik sebuah keniscayaan, tak ada yang tak ada, segalanya kemungkinan bisa terjadi, termasuk apakah duet pasangan Prabowo Subianto -- AHY ini fiksi atau fiktif, atau malah realitas? Itu saja, semoga!

Alex Palit, aliansi jurnalis independen #SelamatkanIndonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun