Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Membaca Bambu Mengungkap Makna

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepemimpinan Hastabrata dalam Ratu Adil

22 Februari 2018   13:12 Diperbarui: 22 Februari 2018   13:23 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ramalan Prabu Jayabaya atau pujangga Ranggawarsita disebutkan bahwa sosok yang dimaksud sebagai Ratu Adil adalah sosok manusia yang memiliki kemampuan andal sebagai seorang pemimpin negara. Maka, selama dia mampu menjadi pemimpin yang baik, yang bisa membawa bangsa Indonesia ke gerbang kesuksesannya, meskipun dia tidak memiliki kekuatan atau kesaktian apa pun, sesungguhnya dialah sosok Ratu Adil itu.

Ratu Adil inilah yang diyakini merupakan sosok pemimpin ideal di masa depan. Sebagai seorang pemimpin tentu saja dia harus membekali dirinya dengan berbagai persyaratan, yang dengan  persyaratan itu ia menjadi layak dan pantas dijadikan sebagai pemimpin sekaligus figur panutan bagi masyarakat banyak.

Dalam konteks inilah, pada masyarakat Jawa, dikenal istilah delapan watak yang diantaranya adalah perwatakan alam yang menjadi prilaku raja besar, adil, berwibawa, arief, dan bijaksana. Delapan watak tadi, dalam perwayangan, disebut dengan ilmu hasta brata.

Dalam khasanah budaya Jawa, ajaran Hastabrata ini merupakan filosofi kepemimpinan yang harus dimiliki dan menjadi pegangan dan penuntun bagi seorang raja (pemimpin). Konon pada zaman kerajaan di Jawa, Hastabrata inipun dijadikan ajaran yang harus menjadi pedoman penghayatan filosofi hidup bagi putra mahkota yang akan dinobatkan menjadi raja.

Adapun filosofi yang tersirat dari nilai-nilai ajaran kepemimpinan Hastabrata -- Hasta berarti delapan, brata berarti sifat baik, jadi Hastabrata berarti delapan sifat baik yang harus dimiliki seorang pemimpin -- mencakup delapan sifat alam yang mewakili simbol kearifan dan kebesaran Sanghyang Khaliq -- Tuhan Semesta Alam, yaitu; ; sifat Bumi, sifat Matahari, sifat Bulan, sifat Samudra, sifat Bintang, sifat Angin, sifat Api, dan sifat Air.   

Atas sifat alam yang terkandung dalam ajaran Hastabrata, saya pun diingatkan kembali pada goresan puisi berjudul "Rakyat Merindukan Pemimpin: yang ditulis oleh penyair Jose Rizal Manua.

Dikatakan oleh Jose Rizal Manua bahwa puisi "Rakyat Merindukan Pemimpin" ini terinspirasi dari spirit filosofi Hastabrata, di mana seorang pemimpin yang mumpuni harus memiliki 8 watak yang meliputi unsur; matahari, rembulan, bintang, langit, angin, samudra, api dan bumi. "Rakyat Indonesia saat ini merindukan pemimpin yang memiliki 8 unsur tersebut," kata Jose yang juga dikenal lewat puisinya "Sengseng Tontes Sresek Brebek".

Tak peduli siapa pun yang bakal jadi pemimpin di negeri ini, haruslah memiliki delapan sifat sebagaimana pada ajaran Hastabrata dengan unsur-unsur dari kedelapan sifat-sifat alam. Di sini Jose Rizal Manua menyebutkan 8 unsur karakter yang terkatub dalam Hastabrata yang harus dimiliki seorang pemimpin, siapa pun itu pemimpinnya, yang dituangkan dalam bait-bait puisi "Rakyat Merindukan Pemimpin". 

I

Rakyat merindukan pemimpin

Yang berwatak seperti matahari;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun