Cilacap - Menjelang perhelatan besar kaum nelayan sedekah laut, muncul puluhan spanduk penolakan terhadap event tahunan tersebut.
Spanduk-spanduk yang terpasang di Jalan Gatot Subroto, S Parman, DI Pandjaitan, MT Haryono, dan beberapa ruas jalan itu isinya mengajak masyarakat untuk tidak mengikuti kegiatan budaya larung sesaji karena akan menyebabkan tsunami.
Selain tulisan bernada menolak sedekah laut, ada juga tulisan bernada ajakan. Namun, dari pantauan, ajakan tersebut selalu terkait dengan menolak helat yang sudah turun-temurun itu.
Spanduk-spanduk yang sudah terpasang sejak pagi itu sempat membuat kaget warga, khususnya kaum nelayan.
Banyak dari nelayan mendatangi Ketua HNSI Sarjono, menanyakan soal spanduk yang menurut nelayan bernada provokasi tersebut.
Namun, Sarjono meminta nelayan tidak terpancing dengan provokasi semacam itu.
"Orang lain punya hak untuk menolak, dan kita punya hak untuk melaksanakan," kata dia, Kamis (11/10/2018) sore di rumahnya.
Sarjono lantas mengungkapkan bahwa jika kita terpancing untuk mencabut spanduk-spanduk itu, pemasang justru akan senang.
"Wong sedekah laut ini sudah turun-temurun dilaksanakan, dan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena hasil tangkapan nelayan berangsur melimpah, masa harua dilarang?" imbuh dia.
Sarjono bertekad akan tetap melanjutkan agenda sedekah laut besok, Jumat (12/10/2018), seperti yang telah ditetapkan.
Sebab, delapan kelompok nelayan sudah siap dengan jolen yang akan dilarung. Malam ini, Kamis (11/10/2018) juga sudah diadakan selamatan di masing-masing kelompok nelayan serta di Pendopo Wijayakusuma Sakti, kompleks Pemkab Cilacap.