Mohon tunggu...
Ikhwan Wahyudi
Ikhwan Wahyudi Mohon Tunggu... Administrasi - membaca menambah wawasan, menulis menuangkan pemikiran, berdiskusi mengasah gagasan

membaca menambah wawasan, menulis menuangkan pemikiran, berdiskusi mengasah gagasan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cari Kerja Tak Cukup Modal Pintar

27 Agustus 2014   23:01 Diperbarui: 19 Agustus 2015   11:15 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Agustus dan September merupakan bulan-bulan yang dinanti lulusan perguruan tinggi untuk mencari pekerjaan. Dapat diterima di perusahaan multinasional, swasta bergengsi hingga instansi besar adalah impian pencari kerja.

Tentu saja prosedur standar penerimaan pengawai di berbagai instansi dimulai dengan tes tertulis, psikotes dan akan diakhiri dengan interview. Bagi para pencari kerja mempersiapkan diri menghadapi tes  sesuatu yang mutlak mengingat akan bersaing dengan banyak orang untuk mendapatkan tempat yang terbatas.

Berdasarkan penuturan  seorang sahabat yang menekuni dunia psikologi  ternyata modal pintar saja tak cukup untuk membuat seseorang dapat diterima bekerja. Dapat saja secara akademik seseorang memiliki kemampuan diatas rata-rata bahkan masuk kategori super jenius karena kemampuannya menjawab pertanyaan tes tulis.

Namun, jangan berbangga dulu jika kita berhasil lulus tes tertulis dan berada di peringkat pertama. Ada dua lagi prosedur yang akan dilewati karena perusahaan mana pun di muka bumi ini pasti ingin mendapat calon karyawan terbaik, teruji dan handal.

Oleh sebab itu tak jarang kita jumpai orang-orang yang pada tes tulis berada di pemuncak akhirnya berguguran pada tahap berikutnya karena mereka dinilai tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan perusahaan.

Tes kedua yang lazim dijumpai pencari kerja adalah psikologi atau psikotes untuk memotret seperti apa kepribadian seseorang , pandangannya dan bagaimana reaksinya ketika menghadapi persoalan. Tes ini dibutuhkan karena dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya dibutuhkan kepintaran semata. Akan ada situasi-situasi yang juga menuntut karyawan harus pintar secara emosional dan sosial.

Menurut sahabat saya yang menggeluti ilmu psikologi, psikotes tak dapat dibohongi karena ia akan memotret kepribadian seseorang apa adanya tanpa dapat direkayasa atau dibuat-buat. Jika seseorang memang tangguh dan ulet akan tergambar, sebaliknya jika anda gampang menyerah dan cengeng juga tak dapat ditutupi.

Lalu mengapa orang yang pintar secara akademik terkadang tak lolos saat psikotes. Bisa saja orang tersebut memang genius, namun posisi yang akan ditempatinya membutuhkan pribadi yang mudah beradaptasi dan pantang menyerah. Sementara berdasarkan hasil psikotes yang bersangkutan terbaca tidak siap bekerja dalam tekanan.

Tidak hanya itu, hal penting lain yang harus diperhatikan adalah saat membuat curiculum vitae pastikan identitas yang ditulis benar dan jangan lupa ketika mencantumkan alamat email dengan wajar. Mungkin ada sejumlah pencari kerja yang saat masih kuliah memiliki karakter manja, kenes dan berada dalam fase alay.

Ingat dunia kerja profesional membutuhkan orang-orang yang serius, kompeten dan handal kecuali lowongan yang dibuka adalah menjadi personel girl band. Besar kemungkinan ketika biodata anda berada di tangan personalia mereka akan mengecek aktivitas anda di dunia maya serta jejaring sosial.

Jika ternyata yang ditemukan dalam penelusuran status facebook anda adalah lebih banyak curhat , omelan dan mengomentari hal-hal tidak penting ala abg labil  seperti on the way to kamar mandi  bla bla bla....jangan terlalu banyak berharap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun