[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Kompas.com)"][/caption] Mulai hari ini para penggemar joged Caesar dalam acara Yuk Keep Smile harus gigit jari akibat Komisi Penyiaran Indonesia telah menjatuhkan sanksi penghentian sementara program itu. Bagi sebagian orang acara Yuk Keep Smile yang ditayangkan di Trans TV memiliki daya tarik dan pesona luar biasa karena merupakan tayangan yang dinilai cukup menghibur. Dikutip dari situs KPI , berdasarkan pengaduan masyarakat, pemantauan langsung dan hasil analisa, KPI menemukan adanya pelanggaran Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standa Program Siaran (P3 & SPS) KPI tahun 2012 pada program “Yuk Keep Smile” yang ditayangkan Trans TV pada 20 Juni 2014 pukul 19.22 WIB. Pada program tersebut, YKS menayangkan adegan pengisi acara yang sedang dihipnotis sehingga melecehkan artis Benyamin Sueb. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap pasal 24 ayat (1) Standar Program Siaran yang melarang program siaran menampilkan ungkapan kasar dan makian, baik secara verbal maupun nonverbal, yang mempunyai kecenderungan menghina atau merendahkan martabat manusia. Ketua KPI Pusat, Judhariksawan menjelaskan, keputusan ini diambil KPI setelah melewati proses klarifikasi dengan jajaran direksi Trans TV, termasuk Direktur Utamanya Atiek Nur Wahyuni, kemarin (25/6). Trans TV mengakui adanya kelalaian di pihak mereka, dan meminta maaf atas tayangan yang melukai perasaan masyarakat Betawi ini. Program YKS ini sebelumnya telah mendapat sanksi administratif berupa teguran pertama pada 3 Januari 2014, teguran kedua pada 5 Februari 2014 dan pengurangan durasi pada 13 Maret 2014. Sanksi penghentian sementara ini diambil sesuai dengan kewenangan KPI sebagaimana yang diberikan Undang-Undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, pasal 55 ayat (2). Harus diakui, keberadaan program YKS fenomenal dan diikuti oleh stasiun televisi lain untuk mengangkat acara serupa. YKS juga mengembalikan eksistensi dangdut sebagai musik rakyat yang populer dan identik dengan goyangan. Berbagai variasi goyang pun lahir dari acara yang juga menaikkan nama Caesar menjadi bintang di jagad hiburan Tanah Air. Tidak hanya itu lagu-lagu yang dinyanyikan kembali oleh Soimah kembali menjadi populer. Penyanyi dangdut yang awalnya jarang tampil di televisi kini menjadi pengisi acara di berbagai televisi sehingga diyakini penyanyi dangdut menjadi yang paling laris di televisi Indonesia. Pada satu sisi ada kebanggaan ketika dangdut kembali berkibar sebagai musik asli Indonesia, pada bagian lain tentu saja muncul kekhawatiran karena terjadinya perbedaan konsep antara dangdut zaman dulu dengan sekarang. Hari ini tak jarang kita jumpai lirik yang vulgar ditambah goyangan tak senonoh di mana ini berpotensi merusak daya pikir anak-anak dan kaum muda. Lihat saja dari judul lagu, Hamil Duluan, Satu Jam Saja, Cinta Satu Malam, dan lainnya. Kemudian, saat ini sulit menemukan lagu dangdut yang memiliki nilai positif atau mengandung pesan yang membangun sebagaimana lagu-lagu yang diciptakan dan dinyanyikan bang Haji Rhoma Irama. Lirik dangdut hari ini tidak jauh dari galau diputuskan pacar, suami jarang pulang, cinta ditolak sehingga tidak cocok direkomendasikan untuk dikembangkan kaum muda. Setidaknya pelajaran berharga yang dapat diambil dari penghentian YKS adalah bagaimana para pengelola program televisi berpikir untuk melahirkan tayangan hiburan yang lebih mendidik dan berkualitas. Tidak sebatas mengejar rating dan mengabaikan dampak tontonan demi popularitas semata. Yes... akhirnya mereka berhenti bergoyang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI