Mohon tunggu...
Ikhwan Wahyudi
Ikhwan Wahyudi Mohon Tunggu... Administrasi - membaca menambah wawasan, menulis menuangkan pemikiran, berdiskusi mengasah gagasan

membaca menambah wawasan, menulis menuangkan pemikiran, berdiskusi mengasah gagasan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Caleg Nasdem Ikut "Bonceng" Popularitas Jokowi

22 Januari 2014   12:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:35 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13903687112059217776

[caption id="attachment_291402" align="aligncenter" width="300" caption="caleg nasdem pasang foto Jokowi pada balihonya di Padang"][/caption] Saya bukan Jokowi lovers yang merupakan sebutan bagi fans gubernur DKI Jakarta tersebut. Jelas saya kenal dengan dia dan pernah bertemu, tapi dipastikan mantan wali kota Solo itu tidak kenal dengan saya. Jokowi memang fenomenal. Sejak berhasil terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta bersama wakilnya Ahok, keberadaannya dikenal lebih luas. Tentu saja popularitas yang dimilikinya tersebut dimanfaatkan oleh orang disekelilingnya terutama PDI Perjuangan. Pasca kemenangannya di pilkada DKI Jakarta, Jokowi beberapa kali digunakan sebagai vote getter (penarik suara) pada sejumlah pilkada di daerah lain untuk memenangkan calon yang diusung PDI Perjuangan mulai dari Jawa Barat, Sumatera Utara dan daerah lainnya. Namun, popularitas yang dimilikinya belum berhasil memenangkan calon yang mengklaim didukung Jokowi dan bertekad akan seperti Jokowi jika terpilih kelak. Mungkin mereka lupa logika pilkada adalah kekuatan figur di daerah. Sekalipun presiden yang mendukung kalau figur lemah tak ada artinya dukungan tokoh-tokoh hebat itu. Kemaren saat kembali dari Bandara Internasional Minangkabau di Padangpariaman, Sumatera Barat, sebuah baliho besar bergambar Jokowi terpasang. Jika selama ini yang memiliki "hak paten" untuk memasang gambarnya adalah PDI Perjuangan, maka baliho yang saya lihat bukan lagi milik PDI Perjuangan melainkan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang didirikan Surya Paloh. Adalah salah seorang caleg Nasdem untuk DPR RI, yang menyandingkan Jokowi dan Surya Paloh dengan tulisan Gerakan Perubahan Untuk Indonesia baru di balihonya. Jelas ini tanda tanya? Apa hubungan Jokowi dengan Partai Nasdem ? Mengapa gambarnya juga dipasang di baliho Nasdem. Karena penasaran, saya mencoba menelusuri pemberitaan di dunia online. Siapa tahu memang Jokowi telah beralih menjadi bagian dari barisan partai pemilik Media Grup itu, atau hanya strategi politik semata. Dari penelusurun disini , ternyata sejak Desember lalu telah ada spanduk salam restorasi Nasdem memasang gambar Jokowi di Jakarta. Menurut Sekjen NasDem Patrice Rio Capella membantah pihaknya yang memasang spanduk tersebut sebagaimana dikutip dari detik.com Ia mengklaim bukan Nasdem yang memasang dan bisa saja fans nya Jokowi yang pasang. Kemungkinan lain adalah bisa saja simpatisan NasDem ataupun PDIP yang memasang. Ia memastikan tak ada instruksi dari partainya untuk pemasangan spanduk tersebut. Tentunya yang tahu apakah pemasangan gambar tersebut telah mendapatkan persetujuan Jokowi hanya ia yang tahu. Namun, dari penelusuran disini ,ternyata Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Barat, Alek Indra Luman protes dan mengatakan calon legislatif partai lain yang ikut memasang foto Jokowi di spanduknya sangat tidak etis. "Dimana letak etika kita berpolitik, secara lisan kami sudah sampaikan keberatan dan meminta baliho itu segera diturunkan, secara tertulis juga kami akan menyurati DPD Partai Nasdem, " kata Alek sebagaimana di lansir tempo. Lagi-lagi hanya caleg Nasdem tersebut yang tahu apa maksudnya menyandingkan foto Jokowi di balihonya. Tiba-tiba saya teringat ucapan guru mengaji. Jika ingin terkenal kencingi sumur zam-zam. Apakah ini memang sengaja untuk memancing perhatian dan kontroversi sehingga ia menjadi terkenal dan mendapat iklan gratis. Yang perlu digarisbawahi adalah popularitas tidak berbanding lurus dengan elektabilitas. Caleg yang memasang foto tokoh hebat bersama dirinya indikasi yang bersangkutan kurang percaya diri dan merasa lebih yakin tampil bersama tokoh lain untuk mengatrol popularitasnya. Semoga ketika pemilihan ketua RT di kompleks saya tidak ada kandidat yang juga ikut memasang foto Jokowi di gambarnya agar dipilih warga sebagai ketua RT. Atau, saat pemilihan ketua OSIS para siswa juga ikut latah memasang foto Jokowi yang fenomenal itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun