Mohon tunggu...
Petrus Sitepu
Petrus Sitepu Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang pria berumur 58 thn, berasal dari Kabupaten Karo-Sumut. \r\nSaya menyelesaikan pendidikan SMA (Kabanjahe), S1 (Fak.Peternakan UGM), \r\nsejak Oktober 2005, saya memutuskan untuk kembali kekampung halaman saya (my Hometown), dan menjadi petani ( a real farmer).\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

Wahai para PEJABAT dan POLITISI...lanjutkan PENCITRAAN KALIAN...yg jelas hari ini harga WORTEL di daerah kami Rp.400/kg...

21 Maret 2013   23:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:26 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sudah kenyang kami mendengar dan menyaksikan pidato PENCITRAAN.. perdebatan saling menyalahkan (tanpa pernah ada yg mengakui kesalahan dan ketidak mampuan mereka) antara sesama Pejabat , sesama  Politikus di negara ini.

Semua merasa paling berjasa...semua menyajikan data statistik yg memukau... diatas kertas memang pertumbuhan ekonomi kita lagi mantap-2nya...mendapat decak kagum negara lain..
Semua mengatakan demi rakyat... demi Indonesia...(mana ada yg mengatakan demi diri sendiri..demi partai dan golongan kami..)

Tapi lanjut lah kalian semua ngomong...tapi yg jelas saat ini banyak petani kami di Kabupaten Karo yg menangis...(dan sudah pasti tyidak akan terdengar oleh Pejabat + Politisi) karena riuh rendahnya perdebatan kalian.,
Bagaimana tidak menangis... WORTEL yg siap panen setelah 105 - 115 hari ditanam,.. ternyata harga jualnya cuma Rp. 400/kg.  kami tidak usah lah.. merinci berapa HPP seperti yg sering dikemukakan para analis ekonomi... yg jelas pasti RUGI.

Memang dari jumlah (secara statistik) jumlah petani Wortel di Kab.Karo (Sumut) sangat kecil...sekali, tapi apakah jumlah yg menentukan..bahwa kelompok petanbi berhak bicara atau tidak.. ??  Para analis ekonomi... pasti berkata...."buatlah kelompok.. buatlah organisasi kalian..untuk meningkatkan Posisi tawar kalian...dst..dst.  Organisasi apalagi??? bukan kah sudah ada organisasi petani  tingkat Nasional seperti HKTI (malahan ada 2 versi lagi.. versi Prabowo dan Versi Oesman Sapta)... yg sepertinya keduanya sangat memperhatikan nasib Petani.

Yg kami butuhkan sebenarnya bukan belas kasihan...bukan dan pinjaman (yg terkadang pengurusan utk mendapatkannya bertele-tele.. kebanyakan dokumen di perlukan)... yg kami butuhkan adalah PRTOTEKSI pemerintah terhadap harga jual produk kami itu saja. STOPLAH IMPORT BAHAN PANGAN yg kami mampu memproduksi nya di negeri ini. jangan lah demi keuntungan salah satu golongan.. semua import di legalkan. Jangan pula di buat alasan.. kami petani tidak mampu memproduksi bahan pangan yg berkualitas... karena peningkatan kualitas itu kan salah satu tugas KEMENTAN dengan dana yg triliunan....

Tulisan ini barangkali akan ditertawakasn oleh para PEJABAT dan POLITIKUS... tapi biarlah kalian tertawa... setidaknya kami sudah mengemukakan isi hati kami.,dan sedikitnya mengurangi kesesakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun