Mohon tunggu...
Petrus Sitepu
Petrus Sitepu Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang pria berumur 58 thn, berasal dari Kabupaten Karo-Sumut. \r\nSaya menyelesaikan pendidikan SMA (Kabanjahe), S1 (Fak.Peternakan UGM), \r\nsejak Oktober 2005, saya memutuskan untuk kembali kekampung halaman saya (my Hometown), dan menjadi petani ( a real farmer).\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Danau Toba Memang Indah (Itu Dulu), Pelestarian..? Manalah Mungkin!

19 September 2012   19:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:13 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Danau Toba yg terletak di Sumut...memang salah satu DTW yg sudah sangat dikenal di Indonesia bahkan di Manca negara. Keindahan alamnya, kebeningan airnya,..kesejukan udaranya,.. memang susah dicari tandingannya di Indonesia... tapi itu dulu 20 tahun yg lalu. Sekarang kondisinya lain.. di lokasi wisata seperti Parapat. Haranggaol, Tongging ..(yg terletak di sepanjang pantai danau Toba  keindahan  sepertinya tinggal kenangan. Di tempat-2 tersebut... jaring terapung  (keramba) tumbuh seperti jamur di musim hujan. Datang lah anda kesana..  ke beningan air danau yg dulu menggoda pengunjung untuk berenang,melakukan olah raga air, bersampan, main ski, atau sekedar memancing... sepertinya sudah tidak ada lagi.  Barangkali bagi para pendatang.. pasti memberi komentar.." Memang masyarakat tidak mampu menjaga kelestarian Danau yg terbesar dan terindah di NKRI ini... mereka merusak keindahan nya".. dst..dst. Tapi barangkali setelah anda berbincang dengan masyarakat setempat...i komentar anda akan lain... Ternyata Keramba(jaring apung) yg bertebaran di mana-mana. saat ini adalah tumpuan harapan sebagian masyarakat untuk dapat mempertahankan hidup mereka.  Kenyataannya seperti tidak ada sumber kehidupan lain sebagai alternatif sebagian besar masyarakat disana. Bertani...??? ach itu cuma teori.. bagai mana mungkin lahan nya juga sudah hampir didak ada..., Tapi kenyataannya memang dimana-2.. Untuk mempertahankan hidup...soal Pelestarian... akan selalu menjadi nomor 2... dan kita yg tidak merasakan langsung kondisi disana memang bisa saja memberi komentar... sesuai dengan selera kita.

1348083365572365160
1348083365572365160

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun