Mohon tunggu...
Petrus Rampisela
Petrus Rampisela Mohon Tunggu... wiraswasta -

Dalam 4 milyard tahun, temperatur bumi akan naik menjadi sekitar 350 derajat karena diameter matahari yang terus berkembang. Pada temperatur itu, tidak satupun kehidupan bisa bertahan, jadi kita harus mencari planet lain untuk pindah. Oleh karena itu, seluruh umat manusia harus mencari cara untuk hijrah dan mungkin hijrah inilah yang terbesar dan untuk menyelamatkan umat manusia. Pilihannya cuma dua "Mati atau Hijrah ke Planet lain". Agama pasti tidak akan menyelesaikan hal ini, jadi kita harus mencari kepercayaan yang lain. Kelihatannya TUHAN telah mengirimnya dan dia bernama IPTEK.\r\n\r\n================================\r\n\r\nPernah tinggal di Perancis dari tahun 1987-1993 untuk menyelesaikan program master dan doktor di Centre d'Etudes Nucleaires de Grenoble. Kemudian menjadi dosen di jurusan Fisika MIPA Universitas Hasanuddin Makassar dan kemudian bekerja pada perusahaan kontraktor untuk PLN. \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tiga Mati Diserang, Lagi-lagi Korban Agama

6 Februari 2011   14:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:51 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12970023191759719847

[caption id="attachment_88857" align="alignleft" width="300" caption="kompas.com"][/caption] Kebebasan beragama sudah dijamin di UUD45 karena kebebasan beragama adalah bagian dari hak asasi manusia. Indonesia sudah meratifikasi Piagam PBB mengenai HAM ini, maka beban tanggung jawabnya otomatis disandang oleh pemerintah. Dalam berbagai komentar saya terhadap Tuhan dan Agama, saya berulang kali menyuarakan agar agama dipandang saja sebagai ajaran, kalaupun agama ditinggikan maka Indonesia harus lebih tinggi dari agama., namun yang terjadi di negara ini adalah sebaliknya, agama lebih tinggi daripada negara, jadi jangan heran negara ini selalu mengalami defisit perhatian dari penduduknya. Tewasnya tiga orang di Serang, haruslah menjadi perhatian kita semua, bukan karena ingin membela Ahmadiyah, tapi karena ingin membela manusia dan kebebasannya itu sendiri. Agama belum pernah terbukti membawa kemaslahatan bagi sebuah bangsa, tapi jiwa seorang manusia tidak bisa dinilai dengan apapun. Bagaimana bisa nyawa seorang manusia lebih tidak berarti daripada sebuah pandangan tentang agama?? Tewasnya tiga pengikut Ahmadiyah menunjukkan bahwa pemerintah telah gagal dalam menjamin kebebasan beragama yang diamanatkan UUD 45. Kaum Ahmadiyah yang tertindas saat ini berjalan sendiri, seakan-akan mereka telah melakukan tindak kriminal yang lebih hebat dari korupsi, padahal mereka hanyalah sekumpulan orang yang meyakini sesuatu dan tidak mengganggu serta merugikan siapapun. Hal ini juga menunjukkan betapa bangsa ini belum memahami apa arti kemajukan dan apa artinya saling menghargai dalam perbedaan. Kita selalu ingin semua orang sama dengan kita, dan kalau kita berbeda, kita bukannya merasa nyaman, malah kita merasakan sebagai sebuah serangan. Saya begitu sering memikirkan hal ini "Apakah agama itu berkah atau kutukan dari Tuhan?", dan mengapa saya begitu sering berpendapat bahwa agama itu kutukan??

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun