Saya menulis tentang Islam dan saya bukan muslim, jadi tentu saja tulisan saya sangat dekat dengan kekeliruan karena tidak mengetahui ISlam dengan baik. Saya juga bukan menulsi dari sudut pandang Kristen Katolik karena saya terlahir katolik dan KTP saya masih tertulis agama katolik, tapi pada dasarnya saya terakhir ke gereja tahun 1987, dan sekarang status agama saya sebenarnya tidak ada, karena saya tidak perduli tuhan ada atau tidak, tapi saya menghormati pemeluk agama, karena bergama adalah hak setiap individu.
Tidak pelak lagi, bahwa kejadian di Cikeusik, yang saya lihat di YOUTUBE, adalah sesuatu yang membekas dalam hoidup saya, saya juga melihat VCD hal yang hampir sama di Ambon dulu, dan saya berkesimpulan, agama dan tuhan sangatlah berbahaya.
Agama lahir di sebuah tempat dan disuatu masa tertentu, dan oleh karena itu, agama pasti tidak bisa terlepas dari budaya dan kultur setempat, sesuai dengan kondisi alamnya. Apa yang saya ingin katakan pada judul artikel ini, tidak lain bahwa saat ini saya lihat, Islam sudah identik dengan Arab dan budaya Arab, sehingga pada setiap hal yang bersentuhan dengan Islam, maka saya selalu merasa Indonesia menjadi Arab.
Sebenarnya, budaya Indonesia adalah budaya yang sangat lembut. Itu dipertanda dengan senyum indonesia yang selalu ada dibibir kita. Kita bangsa yang lembut, karena memang Indonesia adalah surga dunia. Apakah yang tidak ada dinegara yang indah ini, bahkan tongkat kayupun bisa jadi tanaman kata Koes Plus. Keindahan alam indonesia, menjadikan manusia yang lahir dari ibu pertiwi, selalu penuh senyum dan wajah sumringah. Tidak sama dengan di Arab sana, negara yang gersang dengan temperatur bisa mencapai 50 derajat, gurun pasir yang luas, dan hidup yang sangat keras. Kita bisa mendengar dari lagu2 arab yang sangat monoton, sedangkan lagu2 kita begitu ritmis dan mendayu2, seakan-akan angin sepoi2 selalu terdengar menyapu padi yang sedang menguning.
Dengan perbedaan alam yang kontras itu, apakah kita bisa mengambil inti dari ajaran Islam dan kemudian memadukan dengan watak Indonesia yang lembut dari negara yang indah ini?? Apakah mungkin baju muslim itu dipadukan dengan batik kita, dan selendang sutera kita menggantikan kaffiyeh perang ala Yasser Arafat?? Apakah mungkin busana muslim dengan cadar digantikan dengan kebaya yang begitu anggun dan indah?? Apakah mungkin adzan kita diganti dengan gending jawa atau sunda yang begitu mesra dan membuat ketenangan?? Atau dengan kecapi makassar yang memperlihatkan kerinduan seorang makassar yang berada di laut dan merindukan anak isterinya??
Mungkin apa yang saya lukiskan sangat tidak tepat karena ketidak mengertian saya akan Islam, tapi apapun itu, saya ingin Indonesia bangkit dan terbang ke langit ketujuh dan segala yang ada dalam pelukan Indonesia haruslah membuat Indonesia makin jaya, termasuk agama di dalamnya. Agama harus berperan menunjang indonesia dan bukan menjadi saingan indonesia, sehingga jalan bangsa ini selalu pincang karena dibebani oleh agama. Jadi pertanyaan saya mengenai Islam Indonesia bukan lagi dalam konteks MUNGKINKAH, tapi BERANIKAH !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H