Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nendali, Kampung Model di Papua

18 Desember 2015   04:57 Diperbarui: 18 Desember 2015   05:04 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kampung merupakan wajah distrik atau kabupaten. Ketika kampung ada kemajuan dan perubahan, maka perubahan juga sebenarnya terjadi di distrik dan kabupaten. Kampung harus berubah menjadi lebih baik. Semua itu harus dimulai dengan niat dari  pemrintah dan masyarakat kampung. Pelatihan yang diberikan oleh AIPD Landasan Papua (program layanan pendidikan dan kesehatan di Papua dan Papua Barat) menjadi dasar bagi kami melakukan pembangunan di kampung Nendali, sehingga seluruh penyusunan program, terutama Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) kampung Nendali dapat diikuti oleh semua komponen masyarakat dan berjalan dengan baik,” ujar kepala kampung Nendali, Wemfrid Wally.

Wemfrid Wally bersyukur bahwa kampung Nendali mendapatkan pendampingan dari AIPD Landasan Papua pada tahun 2014 silam. Melalui pendampingan tersebut mereka mendapatkan sejumlah pelatihan yang sangat berguna dalam pengembangan kampung Nendali. Ia menjelaskan bahwa sejak didampingi hingga saat ini, kampung Nendali terus berbenah, baik dari penataan sistem administrasi dan informasi kampung (SAIK) maupun pelayanan publik lainnya. “Saya berusaha dengan kemauan saya mengajak semua komponen masyarakat membangun kampung ke depan. Saat ini sudah ada kader-kader kampung. Memang mereka mempunyai kesibukan, tetapi mereka siap membantu di bidang SAIK, terutama saat masyarakat membutuhkan surat, mereka siap melayani. Mereka ada lima orang, tetapi tiga orang yang aktif. Mereka akan melatih aparat kampung supaya aparat kampung bisa mengoperasikan SAIK,” ungkapnya. 

Wemfrid Wally yang sudah empat tahun menjabat sebagai kepala kampung Nendali mengungkapkan bahwa dirinya akan melaksanakan tugas dengan lebih baik lagi sehingga sisa waktu dua tahu ke depan, proses pembangunan di kampung Nendali bisa berjalan dengan lebih baik lagi. Ia menjelaskan bahwa dirinya akan berjuang sungguh-sungguh supaya Nendali menjadi kampung model di Papua. “Ke depan, saya akan usahakan adanya peraturan kepala kampung sehingga ada pendapatan asli kampung. Di sini ada bahan galian golongan C, hotel, toko dan kios, tetapi sampai saat ini mereka belum memberikan kontribusi untuk kampung ini. Karenanya, kami akan upayakan supaya ada peraturan kepala kampung sehingga bisa pungut retribusi,” ujarnya. 

Wemfrid menjelaskan bahwa dirinya juga akan mengembangkan Nendali sebagai kampung wisata. Ke depan dirinya bersama masyarakat akan membenahi tempat pemandian air terjun di kaki gunung Cyclop, kampung Nendali dan akan membangun jembatan di pinggiran danau Sentani. Selain itu, akan dibangun juga rumah makan yang representatif di tepian danau Sentani.

Menyangkut kesiapan aparatur kampung dalam menerapkan Nendali sebagai kampung model, ia menjelaskan bahwa secara teknis terus dilakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dengan terlibat aktif dalam pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten Jayapura. Sedangkan untuk sarana dan prasana, saat ini sedang dibangun gedung untuk Badan Musyawarah Kampung (Bamuskam).

Tedjohn Wally, salah satu masyarakat di kampung Nendali mengungkapkan bahwa pembangunan di kampung Nendali cukup maju dibandingkan tahun sebelumnya, terutama di bidang ekonomi dan infrastruktur. Ia menjelaskan bahwa masyarakat terlibat aktif di kampung, seperti membangun keramba. Masyarakat juga mengawasi pembangunan dengan melakukan pengamatan, kalau ada pembangunan yang terkendala mereka akan bertanya kepada aparat kampung. Pemerintah kampung juga sudah terbuka, terutama dalam penyusunan RPJM kampung yang dilakukan secara terbuka dan melibatkan segenap komponen masyarakat. 

Apa yang dikatakan oleh Tedjhon Wally diakui juga oleh warga lainnya, Randi Wally bahwa saat ini pembangunan di kampung Nendali sudah melibatkan seluruh warga masyarakat kampung Nendali. Ia menjelaskan bahwa saat ini pemerintahan kampung terbuka, sehingga masyarakat terlibat dalam membangun kampung. “Di dalam musyawarah pembahasan RPJM kampung, masyarakat terlibat memberikan masukan dan  mereka turut mengawasi pembangunan. Masyarakat sendiri yang membangun kampung Nendali, sehingga mereka langsung melakukan pengawasan,” ungkapnya. 

Sementara itu, eks-program officer AIPD Landasan kabupaten Jayapura, yang kini tetap aktif mendampingi kampung Nendali, Clief Ohee mengatakan bahwa sejak awal program AIPD Landasan Papua, Nendali disiapkan menjadi kampung model. “Saya pikir sudah waktunya, Nendali menjadi kampung model di Papua sehingga bisa menjadi pusat belajar bagi pemerintah kampung di Papua. Selama ini pemerintah dan masyarakat pergi study banding di luar Papua. Sekarang masyarakat dan pemerintah kampung bisa datang belajar tentang pelayanan publik yang baik di kampung Nendali,” tuturnya saat dijumpai di balai kampung Nendali, [30/11] silam.

Kampung Nendali terletak persis di tepi danau Sentai dan jalan raya Abepura-Sentani sehingga mudah dijangkau oleh siapa saja yang hendak berkunjung. Bangunan kantor, balai kampung dan Polindes tampak sederhana berjejer di kaki gunung Cyclop. Halaman pun ditata rapi sehingga tampak menyejukkan. Dari kantor kampung Nendali, tampak juga danau Sentani yang indah mempesona. 

Saat memasuki balai kampung, di sana terpampang semua program kerja kampung lengkap dengan alokasi dana yang dianggarkan. Bukan itu saja, setiap hari aparat kampung selalu hadir di kantor untuk memberikan pelayanan kepada warga masyarakat kampugn Nendali dan menerima kunjungan dari berbagai instansi. Keterbukaan pemerintah kampung Nendali menjadi kunci sukses pembangunan. Masyarakat terlibat aktif di dalam pembangunan mulai dari proses perencanaan, penganggaran dan pelaksanaannya. Masyarakat turut mengawasi jalannya proses pembangunan di kampung Nendali. [Loth Wally,  Anastasia V. Samberi, Henny Reinhard & Petrus Pit Supardi]. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun