Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kembali ke Nama Kita, Orang Hina Dina

6 Januari 2016   02:34 Diperbarui: 6 Januari 2016   08:49 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 3 Januari 2015, pukul 11.30 WIT para saudara, pengikut semangat rohani St. Fransiskus Asisi, yang pernah bergabung dalam ordo saudara dina (Ordo Fratrum Minorum-OFM) berdatangan ke rumah Sdr. Kornelis Logo di belakang Mega, Waena. Perjumpaan kali ini cukup istimewa, karena merupakan pertemuan perdana di tahun 2016. Bukan itu saja, banyak saudara yang hadir dan mengikuti pertemuan ini. Suasana persaudaraan mewarnai perjumpaan ini. Para saudara berbagi pengalaman satu sama lain. 

Pukul 13.00 WIT, sekretaris komunitas honai Asisi (KHASI), Sdr. Sipri Guntur membuka perjumpaan ini dengan pengantar singkat. Ia menyampaikan terima kasih kepada Sdr. Kornelis Logo yang sudah berkenan menerima para saudara di rumahnya. Terkait acara yang akan dilalui bersama, ia menyampaikan bahwa Sdr. John Nahak akan memberikan sambutan dan dilanjutkan dengan doa untuk almarhum Sdr. Freddy Buntaran sekaligus doa santap siang.

Acara dilanjutkan dengan sepata kata dari ketua KHASI, Sdr. John Nahak. Ia menyampaikan selamat Natal dan tahun baru 2016 bagi semua saudara yang hadir. “Selamat Natal dan tahun baru para saudara. Semoga di tahun ini, kita menjadi lebih semangat. Informasi untuk kita ketahui bahwa hari ini Sdr. Saver tidak hadir tanpa informasi. Sdr. Anton Kabelen ada kegiatan di Sentani. Sdr. Wens tadi sudah datang, tetapi masih ke Dian Harapan,” tuturnya. 

Para saudara juga membahas terkait dana kas KHASI. Dana ini sebaiknya tidak dipinjam dalam jumlah banyak, sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan mendesak. Apabila ada saudara yang sangat membutuhkan, misalnya karena sakit atau keperluan mendesak lainnya, bisa pinjam tetapi dalam jumlah terbatas. Kebijakan ini perlu dipahami bersama oleh para saudara, karena dana kas sedikit. 

Setelah perbincangan singkat ini, dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh Sdr. Max Mena. Para saudara berdoa untuk Sdr. Freddy Buntaran, yang meninggal pada Selasa, 29 Desember 2016 di Wamena. Acara dilanjutkan dengan santap siang bersama. Sesudah makan para saudara istirahat sejenak, sambil menyepakati bahwa pertemuan KHASI bulan Februari 2016 akan dilaksanakan pada hari Minggu, 7 Februari 2016, bertempat di rumah Sdr. Beny Neno di Perumnas I, Waena. 

Pukul 14.30 WIT, para saudara pamit dan meninggalkan kediaman Sdr. Kornelis Logo. Sampai jumpa bulan depan di rumah Sdr. Benny Neno. 

 

Catatan Refleksi

Tanggal 22 Agustus 2003, saya tiba di Waena, Jayapura dan memulai hari-hari sebagai calon anggota OFM (Ordo Fratrum Minorum). Sdr. John Kore OFM menjemput saya di bandara Sentani. Selanjutnya saya mengikuti pendidikan di Kelas Persiapan Atas (KPA) Seminari Menengah St. Fransiskus Asisi, Waena. Di seminari ini, saya berjumpa dengan Sdr. Amborosius Sala OFM, Sdr. Albertus Pu’u, Sdr. Didimus Kosay OFM, Sdr. Eligius Furimbe OFM, Sdr. Simon Alua. Kami adalah angkatan pertama KPA. Kami semua calon OFM. Sementara angkatan pertama kelas persiapan pertama (KPP) ada sebelas orang, di antaranya adalah Sdr. Viktor OFM, Sdr. Andre OFM, Sdr. Agus Langowuyo, Sdr. Chandra Fernandez, dkk.

Waktu terus berlalu, saya mengikuti pendidikan postulan, novisiat, kuliah di STFT Fajar Timur, tahun karya di SKP Keuskupan Jayapura, tahun orientasi pastoral di Yamas, Agats, dan mengikuti retret kaul kekal di Pacet, Jawa Barat. Tiga minggu menjelang kaul kekal, tepatnya 29 Agustus 2012, saya mengundurkan diri dari komunitas OFM. Tanggal 30 Agustus 2012, saya meninggalkan biara St. Antonius Sentani. Waktu itu, saya memiliki uang Rp 50.000. Saat saya pamit, Sdr. Timo OFM memberikan kepada saya uang Rp 1.000.000. Uang itu, saya pakai untuk sewa kos 1 bulan, beli karpet, dan keperluan lainnya. Sdr. Ambros dan Sdr.Maxi Dora turut membantu saya. Mereka berdua adalah pribadi yang suka menolong. Saya bersyukur kepada mereka. 

Terlepas dari kisah awal yang pilu itu. Ada nilai yang saya peroleh selama menghidupi semangat persaudaraan dan kedinaan sebagaimana yang diwariskan oleh St. Fransiskus Asisi. Persaudaraan dan Kedinaan. Saudara dan Dina. Kita adalah Saudara. Kita adalah orang hina-dina. Panggilan dan perutusan kita adalah dalam rangka memberikan kesaksian tentang persaudaraan dan kedinaan. Sumbernya adalah Injil. Dan Injil itu adalah Yesus Kristus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun