Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malu

2 Agustus 2024   04:51 Diperbarui: 2 Agustus 2024   04:55 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malu yang kian memudar
Yang berkuasa kehilangan arah
Yang jelata terperosok dalam jurang
Saling mencontoh dalam kelam

Beribu senja berlalu
Adakah jejak benar terpatri?
Dan, fajar baru menyapa
Adakah pikiran benar menyingsing?

Malu semakin tak tahu malu
Terlampau ingat diri sendiri
Mengabaikan kewajiban asali
Secukupnya untuk hidup

Langit cerah tak mencerahkan jiwa
Keadilan terempas demi diri sendiri
Yang tak berdaya memikul tamak penguasa
Di istana emas terlelap yang tak tahu malu

Malu telah mati di dalam sukma
Terkubur kaku dalam makam sunyi
Walaupun hari siang tampak gelap
Sebab, hati tertutup awan rakus

Bumi dengan mata air jernih dan pepohonan hijau
Dinikmati yang berkuasa dengan tipu daya
Kasih tak mengalir ke rumah yang paling rapuh
Sebab, seluruh pipa menuju istana yang tak tahu malu

Malu pada diri sendiri yang utama
Syukur menyuburkan rasa malu
Hak-hak orang lemah tak lagi disunat
Dan, diri sendiri semakin subur dan berbuah

Tangerang, 02 Agustus 2024; 04.45 WIB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun