Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hati yang Melampaui Gelar

29 Juli 2024   03:57 Diperbarui: 29 Juli 2024   04:33 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hati selalu misterius
Seluas angkasa raya
Bagaikan langit biru
Dan, samudera raya
Siapa dapat memahaminya?

Hati selalu tersembunyi
Dalam sukma yang mengembara
Tak terselami raga yang rapuh
Membisu dalam sunyi
Tapi, menampakkan pada panca indera

Permukaan selalu bergemuruh
Badai gelar mengoyak jiwa
Berjuang meraih demi pengakuan
Tanpa bukti di tengah kemelaratan
Bergelimang orang miskin tak merasakan manfaatnya!

Gelar tanpa pengorbanan diri
Sekedar pemanis di tengah kepahitan hidup
Demi menarik simpati kaum terbuang
Menyematkannya pada nama lahir
Tanpa makna bagi diri sendiri dan sesama yang melarat

Hati dan gelar
Menyatu di tubuh fana
Menyiratkan harmoni dan pertentangan
Menutut pilihan berkorban atau egois
Dan, menjadi nyata di dalam pilihan sikap dan tindakan

Hati yang melampaui gelar
Tak mengenal sekat
Tak mengejar kekuasaan
Tapi, siap sedia melayani yang paling rapuh
Bukan demi kepentingan diri sendiri!

[Makassar-Jakarta, 28 Juli 2024; 14.16 WIB]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun