Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Banyak Pilihan

10 Juli 2024   10:42 Diperbarui: 10 Juli 2024   10:45 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejauh tapak menyisakan bekas
Dan, jantung berdetak,
Seberapa banyak benih telah ditabur?
Benih apakah yang telah disemai itu?
Dan, bagaimana ladang persemaiannya?

Untuk setiap orang
Tanpa kecuali,
Yang menabur,
Yang menanam
Yang merawat

Benih itu akan,
Tumbuh, bukan sekedar tumbuh
Subur, bukan karena pupuk kimia
Berbuah, bukan sekedar buah
Melimpah, tak terhitung jumlahnya

Pasti tiba,
Musim menuai, dari apa pun yang telah ditabur
Waktu memanen, dari apa pun yang telah ditanam
Menikmati dengan sukacita atau sebaliknya air mata dukacita
Berbagi kegembiraan atau sebaliknya berbagi duka lara?

Di sini,
Ada banyak pilihan
Menabur yang baik dan menuai segalanya yang baik
Atau menabur kejahatan dan memanen penderitaan sepanjang masa?
Pilihan selalu kembali ke dalam diri sendiri!

Perpustakaan Merauke, 10 Juli 2024; 12:25 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun