Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bermula di Malas

22 Februari 2024   06:09 Diperbarui: 22 Februari 2024   06:21 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula di malas
Berakhir di melarat
Yang menjemput mentari
Lumbung-lumbungnya terisi penuh
Yang terlelap sampai senja
Lumbung-lumbungnya kosong
Hidup melarat sepanjang waktu
Mau salahkan siapa?

Malas itu racun
Tak sedikit orang menikmatinya
Merana tanpa tujuan
Seakan-akan takdir menimpa
Hanya karena malas
Semut giat mengumpulkan makanan
Mengapa manusia bermalas-malasan?
Adakah rasa malu pada semut ?

Malas berpikir
Permulaan penderitaan
Malas bertindak
Kegenapan kehancuran
Malas racun paling mematikan
Tapi, mengapa memelihara racun itu?
Malas bikin mati total
Tak akan pernah bangkit untuk hidup baru!

Abepura, 11 Februari 2023; 07.50 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun