Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Resolusi Hidup 2024 Bermula di Dalam Keluarga

1 Januari 2024   05:26 Diperbarui: 2 Januari 2024   05:24 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Keluarga yang diliputi kasih dan pengampunan akan menumbuhkan pribadi yang tahu bersyukur dan peduli pada sesama manusia dan alam semesta. Dan, hidup itu hidup itu sebuah keajaiban dari Tuhan. Jangan sia-siakan dengan perilaku buruk yang merusak tubuh, jiwa dan roh!" [Petrus Pit Supardi]

Hari ini, Senin, 1 Januari 2024, kita telah memasuki hari pertama di tahun 2024. Kita bersyukur sepanjang tahun 2023, kita mengalami berlimpah berkat dan rezeki, tetapi juga ada banyak tantangan, suka, duka. Pengalaman tahun 2023, menjadi pijakan melintasi ruang dan waktu sepanjang tahun 2024.

Kita menyadari dan mengalami bahwa kita ada di dalam keluarga. Sejak di dalam rahim, kita berada di dalam keluarga. Sejenak kita merenung, selama ini, keluarga-keluarga kita dibangun di atas dasar apa? Apakah kita membangun keluarga di atas fondasi harta kekayaan duniawi, uang, rumah, mobil, tanah? Atau kita meletakkan keluarga kita di atas dasar nilai-nilai kerohanian: kasih, pengampunan, keadilan, kebenaran, kejujuran, kepedulian?

Menjadi rumah yang selalu dirindukan
Keluarga semestinya menjadi tempat yang selalu dirindukan. Sebab, di dalam keluarga ada kasih sayang. Orang tua menjadi teladan, panutan bagi anak-anak. Hari-hari indah diawali dengan doa, bacaan rohani, refleksi dan sharing atas pengalaman perjumpaan dengan sesama, dengan alam, dengan leluhur dan dengan Tuhan Allah.

Apabila keluarga dibangun di atas nilai-nilai rohani tersebut, maka setiap orang akan selalu rindu untuk kembali ke rumah. Sebab, di rumah ada damai, sukacita, bahagia. Tetapi, kalau keluarga hanya sekedar bangunan fisik, dan berisi benda-benda duniawi yang megah: kursi, meja, lemari, pakaian, dan lain-lain, maka keluarga menjadi gersang. Anak-anak tidak merasa betah, karena mereka tidak menemukan sukacita di sana. Dampaknya, anak-anak bisa terjerumus ke dalam sikap dan tindakan keliru dengan menggunakan narkoba, seks bebas, dan lain-lain.

Sebagai orang tua, tidak cukup kita menyediakan kebutuhan fisik saja: makan, minum, pakaian, motor, mobil. Kita perlu membekali anak-anak dengan nilai-nilai rohani, yang menjadi fondasi hidup mereka kini dan ke depan. Nilai-nilai inti yang harus diberikan, dirawat bersama, tumbuh berbuah yaitu kasih, pengampunan, kepedulian, kejujuran, kesederhanaan dan kerendahan hati, dan lain-lain. Semua nilai ini, tampak di dalam keteladanan hidup orang tua. Sebab, kata-kata tidak cukup mengajarkan, harus disertai keteladanan orang tua.

Resolusi kami
Di banyak kesempatan, saya sharing kepada anak-anak, bagaimana saya menjumpai keluarga-keluarga yang hancur. Saya menemukan bahwa keluarga-keluarga tersebut tidak meletakkan hidup keluarganya di atas fondasi doa, kasih, pengampunan dan kebijaksanaan hidup. Hidup berkeluarga sekedar menjawab tuntutan sosial: "sudah berumur dewasa harus menikah dan punya keluarga!" Tetapi, tidak ada kesiapan mental dan bingung mau membangun keluarga apa? Dan, siapa menjadi panutan dalam membangun dan mengelola keluarga?

Berdasarkan banyak pengalaman itu, kami membangun keluarga kami di atas dasar: "Cinta Tuhan, kasih, pengampunan, saling taat, setia, jujur, dan nilai-nilai hidup baik yang diwariskan adat dan budaya." Kami mengawali dan mengakhiri hari dengan berdoa bersama dan membaca Firman Tuhan. Kami selalu mengucap syukur, sharing iman, sharing pengalaman kerja dan belajar. Setiap anak memiliki ruang dan kesempatan berbicara, mengemukakan pendapat.  

Pada Sabtu, 30 Desember 2023, pagi hari setelah berdoa, saya menawarkan kepada anak-anak, masing-masing menuliskan kisah paling menggembirakan dan menyedihkan di tahun 2023 serta resolusi hidup di tahun 2024. Setiap anak menuliskannya dengan baik. Pada Minggu, 31 Desember 2023, pagi hari, kami membacakan kisah kami. Dengan nada terbata-bata, air mata, anak-anak membacakan kisah mereka.  Ada rasa haru, tetapi juga sukacita bahwa di tahun 2023, ada banyak mukjizat kami alami, baik sebagai pribadi maupun sebagai satu keluarga.

Di akhir, sharing akhir tahun itu, saya minta kami menulis satu kata, sebagai motivasi di sepanjang tahun 2024. Ada yang memilih kata: bahagia, bersyukur, tekun, sehat, ceria dan peduli. Ungkapan doa dan harapan, agar Tuhan sendiri memimpin hidup kami, agar di dalam segala keterbatasan, kami tetap bisa melangkah di sepanjang tahun 2024.

Bersyukur atas Keajaiban Hidup
Hidup itu keajaiban. Hidup itu sendiri sebuah mukjizat. Jangan sia-siakan dengan perilaku buruk. Kita melihat banyak orang memasukan racun ke dalam tubuh dengan perilaku merokok, konsumsi narkoba, konsumsi alkohol dan lain-lain. Perilaku merusak tubuh yang dilakukan secara sadar. Apa yang diperoleh dengan berperilaku dengan demikian? Kehancuran!

Kita juga mengalami begitu banyak anak-anak terlibat tawuran, seks bebas, menyia-nyiakan waktu belajar, menjadi malas, acuh-tak acuh, dan lain-lain. Semua itu terjadi karena fondasi keluarga yang rapuh. Anak-anak tidak dibekali dengan gizi rohani. Mereka hanya dikasih makan dan minum jasmani saja. Dampaknya, ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial, yang tidak mendukung, mereka terseret dan hancur!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun