Di balik kemegahan rumah -rumah ibadah
Tembok-tembok menjulang mengitari kompleks peribadatan
Terkapar para pengemis dan gelandangan, orang jompo dan anak-anak terlantar
Dan, kaum beragama lalu lalang tanpa beban!
Apa sebenarnya agama yang sesungguhnya?
Apakah rumah ibadah yang megah?
Ataukan manusia-manusia rapuh yang perlu ditolong itu?
Sebab, beribadah sambil melupakan orang miskin apa maknanya?
Beragamalah dengan akal sehat dan hati nurani
Pertanyakanlah setiap dogma dan doktrin agama tanpa takut
Sebab, kemanusiaan universal mesti yang utama
Bukan sekedar ritus dan selesai di dalam rumah ibadah
Lalu, apa agama yang sesungguhnya?
Tentang kasih tanpa batas
Tentang mengampuni tanpa dendam
Tentang menolong yang paling rapuh
Di sini, pada hamparan kerapuhan tak terhingga
Amalkan agama dan ibadah tanpa pamrih
Tak lagi sekedar pergi ke rumah ibadah
Tetapi, pergi kepada orang miskin dan terbuang
Sebab, agama sesungguhnya tidak hanya tentang dogma, doktrin dan gedung-gedung
Agama yang sesungguhnya adalah mewujudkan kasih tanpa batas
Ibadah di dalam ruang-ruangan bertembok itu harus berdampak ke luar
Ya, ke luar menjumpai orang miskin, sakit dan terbuang
Wamena, 03 September 2023; 11.03 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H