Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merdeka tapi Melarat

16 Agustus 2023   23:51 Diperbarui: 17 Agustus 2023   00:14 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari pulau ke pulau
Terbentang laut dan sungai
Aneka budaya berpadu
Satu dalam kebhinekaan

Merdeka
Telah lama digenggam
Tapi, melarat seperti di rumah penjara
Salah siapa?

Merdeka tapi melarat
Menjadi asing di rumah sendiri
Tatkala menyaksikan bobroknya pelayan
Yang tak sejalan nilai luhur bangsa

Pekik merdeka bergema di ruang-ruang mewah
Tetapi, adakah yang miskin merasakan kemerdekaan itu?
Sebab, di sini kemerdekaan hanya milik kaum elit
Rakyat jelata tetap melarat

Merdeka tapi melarat
Kenyataan sehari-hari yang tak terbantahkan
Orang miskin tak bisa berobat
Anak-anak gizi buruk tak terhitung

Merdeka untuk siapa?
Anak-anak dari keluarga miskin tak bisa bersekolah
Sementara para pejabatnya hidup mewah bergelimang harta
Orang miskin tak mengalami kemerdekaan

Merdeka tapi melarat
Sebab, Tuhan pun ditipu
Kemanusiaan berkelas
Keadilan sebatas slogan

Merdeka tanpa makna
Sebab, persatuan semu
Tak ada hikmat kebijaksanaan
Keadilan sosial terempas ke dasar samudera

Untuk apa merdeka?
Kalau hanya saling menjajah lagi
Tanya tak bertepi
Sebab, di sini kebenaran tak ada ruang!

Sorong, 17 Agustus 2023; 01.41 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun