Sudah terlalu lama, entah berapa lama, selalu melihat ke luar, di luar jadi fokus, seakan-akan segalanya berasal dari luar.
Kini, saat ini, di sini, sudah waktunya kembali ke dalam, ya ke dalam diri dan hidup, karena segalanya bermula di dalam.
Di luar, boleh memajang apa pun, tetapi dari dalamlah yang memutuskan, ikut menikmati segalanya itu, atau berkata, "tidak!"
Memang tak mudah, karena daya pikat di luar sana bukan main, apa lagi naluri dan hasrat menikmati tak terbendung. Kalau dari dalam tidak bisa kontrol, maka hancurlah hidup ini.
Diperlukan kesadaran, tetapi sadar saja tidak cukup, perlu pilihan sikap yang jelas dan tegas, yang tampak di dalam sikap hidup, perilaku, sejalan antara kata dan tindakan!
Semua bermula di dalam, ia seperti dapur, menampung rupa-rupa bahan makanan dari luar, untuk diolah, lalu disajikan ke luar.
Di luar tidak menentukan arah, karena kendali ada di dalam, di luar boleh angin ribut, tetapi di dalamlah yang memutuskan, akan terempas atau berdiri kokoh.
Kini, saat ini, di sini, waktunya kembali ke dalam, ya ke dalam diri sendiri, rumah hidup, untuk melihat, membersihkan dan bisa memancarkan keindahan, dari dalam ke luar, bukan saja dalam kata-kata, tapi dalam pilihan sikap dan tindakan.
Di sanalah segalanya bermula, ya di dalam, di dalam diri sendiri, kembali ke dalam, untuk ke luar, membagikan hal-hal benar, penuh kasih dan keadilan.
"Sebab, semuanya bermula di dalam, ada di dalam, maka carilah di dalam, bukan di luar!"
Abepura, 26 Juli 2023; 22.15 WIT
