Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terpasung

9 Juli 2023   19:05 Diperbarui: 9 Juli 2023   19:34 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam rumah bernama agama
Terpampang dogma dan doktrin
Salah, benar, baik, buruk
Tak ada ruang bagi akal sehat dan daya kritis

Kitab Suci tak dapat diganggu-gugat
Sebab, hukuman menanti bagi yang melanggarnya
Sedangkan berkat hanya tercurah bagi yang taat dan setia
Akal sehat dan daya kritis terpasung tak berdaya

Sang Ilahi menciptakan manusia dengan akal budi dan hati nurani
Mengapa manusia tak boleh mempertanyakan penciptaannya?
Akal budi dikurung dalam dogma dan doktrin yang tak tergoyahkan
Manusia hidup, tetapi akal sehatnya mati atas nama taat dan setia pada-Nya

Agama mengajarkan taat, setia dan murni pada Sang Ilahi
Pada Tuhan, Sang Ilahi, tak boleh mendua hati
Tetapi, kemanusiaan universal terkapar
Manusia yang beragama dan ber-Tuhan itu saling melupakan!

Terpasung di dalam rumah agama
Sembah sujud kepada-Nya
Sambil mengabaikan orang miskin
Lalu, apa artinya beragama dan ber-Tuhan?

Beragama semestinya tak mengabaikan akal sehat
Mempertanyakan Tuhan, Sang Ilahi semestinya bukanlah masalah
Sebab, akal sehat anugerah-Nya
Berimanlah dengan akal sehat dan kritis!

Di sini, sedang terpasung
Di sini, tak bebas berpikir kritis
Sebab, terkurung dalam dogma dan doktrin
Tampak tidup, tetapi sesungguhnya mati

Mati di dalam rumah agama
Mati rasa dan daya kritis akal sehat terkapar
Hati membeku dalam dogma dan doktrin
Tenggelam dalam ritus sambil mengabaikan kemanusiaan universal

Di sini, masih terpasung
Di sini, sedang tak berdaya
Sebab, akal sehat telah mati
Tampak hidup, tetapi sesungguhnya mati

Di sini, masih terpasung
Di sini, sekedar takut dosa dan salah
Takut kalau nanti ke neraka
Lalu, memilih membisu meskipun suara hati berontak

Bebaskanlah diri dari pasungan dogma dan doktrin
Janganlah abaikan kemanusiaan universal yang menggema di sukma jiwa
Sebab, kasih melampaui aturan, dogma dan doktrin apa pun di dunia ini
Merawat harmoni dalam kesetaraan martabat dan persaudaraan universal!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun