Terpampang dogma dan doktrin
Salah, benar, baik, buruk
Tak ada ruang bagi akal sehat dan daya kritis
Kitab Suci tak dapat diganggu-gugat
Sebab, hukuman menanti bagi yang melanggarnya
Sedangkan berkat hanya tercurah bagi yang taat dan setia
Akal sehat dan daya kritis terpasung tak berdaya
Sang Ilahi menciptakan manusia dengan akal budi dan hati nurani
Mengapa manusia tak boleh mempertanyakan penciptaannya?
Akal budi dikurung dalam dogma dan doktrin yang tak tergoyahkan
Manusia hidup, tetapi akal sehatnya mati atas nama taat dan setia pada-Nya
Agama mengajarkan taat, setia dan murni pada Sang Ilahi
Pada Tuhan, Sang Ilahi, tak boleh mendua hati
Tetapi, kemanusiaan universal terkapar
Manusia yang beragama dan ber-Tuhan itu saling melupakan!
Terpasung di dalam rumah agama
Sembah sujud kepada-Nya
Sambil mengabaikan orang miskin
Lalu, apa artinya beragama dan ber-Tuhan?
Beragama semestinya tak mengabaikan akal sehat
Mempertanyakan Tuhan, Sang Ilahi semestinya bukanlah masalah
Sebab, akal sehat anugerah-Nya
Berimanlah dengan akal sehat dan kritis!
Di sini, sedang terpasung
Di sini, tak bebas berpikir kritis
Sebab, terkurung dalam dogma dan doktrin
Tampak tidup, tetapi sesungguhnya mati
Mati di dalam rumah agama
Mati rasa dan daya kritis akal sehat terkapar
Hati membeku dalam dogma dan doktrin
Tenggelam dalam ritus sambil mengabaikan kemanusiaan universal
Di sini, masih terpasung
Di sini, sedang tak berdaya
Sebab, akal sehat telah mati
Tampak hidup, tetapi sesungguhnya mati
Di sini, masih terpasung
Di sini, sekedar takut dosa dan salah
Takut kalau nanti ke neraka
Lalu, memilih membisu meskipun suara hati berontak
Bebaskanlah diri dari pasungan dogma dan doktrin
Janganlah abaikan kemanusiaan universal yang menggema di sukma jiwa
Sebab, kasih melampaui aturan, dogma dan doktrin apa pun di dunia ini
Merawat harmoni dalam kesetaraan martabat dan persaudaraan universal!