Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Adakah Pelayan Berhati Hamba?

30 Juni 2023   07:12 Diperbarui: 30 Juni 2023   07:24 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada langit dan angkasa raya terbesit tanya,
"masih adakah hidup dan kehidupan?"
Hidup sungguh-sungguh hidup atau sekedar hidup?
Sebab, manusia saling berlomba berebut makan, minum dan kekuasaan
Semua mau menjadi tuan yang dilayani!

Masih adakah manusia berhati hamba?
Sebab, orang-orang yang dekat dengan-Nya pun berjuang menjadi tuan
"Kami belajar bahwa Engkau adalah Hamba Sejati, tetapi pada kami tak ada hati hamba!"
Gemerlap dunia telah melenyapkan hati hamba

Pada lorong kumuh, di bantaran sampah di tempat pengungsian, sejuta insan mencari hamba
Adakah para pelayan berhati hamba di sini?
Sebab, pintu-pintu pagar dan rumah terkunci rapat
Bahkan rumah-rumah Tuhan pun tertutup!

Di sini, manusia beramai-ramai mengejar status sosial
Tetapi, lupa untuk apa status sosial itu setelah diperolehnya!
Bukankah jabatan dan kekuasaan bermuara pada "menjadi hamba?"
Hamba yang melayani bukan tuan besar yang menuntut dilayani!

Musim dan hari berganti, tetapi hidup berlanjut tak tergantikan oleh apa pun
Menanti datangnya para hamba yang siap melayani tanpa pamrih
Dan, langit berbisik menembus awan gelap pada senja,
"Tak perlu menunggu, jadilah hamba!"

Hamba yang siap mendengarkan dengan hati terbuka
Hamba yang siap melayani dengan hati tulus ikhlas
Hamba yang siap mengulurkan tangan memeluk yang paling rapuh
Hamba yang siap mencuci kaki tanpa memandang suku, agama dan ras

Abepura, 30 Juni 2023; 09.00 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun