Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hati yang Tergerak

26 Juni 2023   09:54 Diperbarui: 26 Juni 2023   10:20 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan dan badai tak kunjung redah di satu waktu
Dan, panas terik tak berkesudahan di lain waktu
Tulang-tulang mencuat tanpa otot mengais rezeki tanpa lelah
Tak mengenal hujan, badai dan panas demi menyambung napas sampai esok

Adakah hati tergerak pada yang terkapar di bantaran sampah?
Adakah hati peduli pada yang tidur di kolong jembatan dan emperan toko?
Tergerak, tergeraklah menolong sebelum hari berlalu
Tergerak, tergeraklah memberi sebelum kehabisan segalanya!

Perbedaan tak menutup pintu hati untuk tergerak menolong
Kemanusiaan satu dan sama, tak memandang latar belakang apa pun
Penderitaan sesama semestinya menggerakkan batin, sukma, jiwa terdalam
Tergerak menolong sebelum kehilangan kesempatan dan kehabisan waktu

Pagi, beranjak siang, lalu sore dan malam
Adakah hati tergerak pada yang paling rapuh tak berdaya?
Adakah ingatan, doa, diskusi dan pertolongan bagi yang miskin dan kesulitan?
Di sini, masih ada waktu dan kesempatan, janganlah sia-siakan!

Hujan, badai, panas tak berakhir, hanya saling berganti
Demikianlah hidup bermula dan akan berlanjut tanpa akhir
Bila di sini tangan tak terulur menolong, maka tak menuai apa pun di sana kelak
Sebab, di sini pasti berakhir, tetapi di sana kekal abadi

Tergerak, tergeraklah pada segalanya yang kekal abadi
Tergerak, tergeraklah melepaskan yang di sini, demi yang di sana kelak
Sederhana di pelupuk mata, tetapi mulia di sukma jiwa
Secuil kasih yang menumbuhkan pohon berlimpah buah

Dalam hening, memandang dan mengulurkan tangan tanpa pamrih
Tak sungkan memeluk yang paling rapuh, dan mengalirkan tetas air pada yang dahaga
Semua mata akan memandang penuh hormat, dan kemuliaan pasti diterima
Sebab, setiap benih yang ditabur dan dirawat pasti tumbuh dan berbuah lebat

Tergerak, tergeraklah mengarahkan hati kepada yang papah dan rapuh
Tergerak, tergeraklah pada yang abadi, bukan pada yang akan binasa
Hati terpikat dan terikat pada tulang-tulang yang mencuat ke permukaan kulit
Sebab, pada mereka kasih tercurah dan tuaian akan diperoleh dengan berlimpah

Abepura, 26 Juni 2023; 10.10 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun