Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Samudra Atlantik yang Membisu

24 Juni 2023   07:42 Diperbarui: 24 Juni 2023   07:43 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam mencekam tanpa semilir angin dan kicauan jangkrik
Langit gelap gulita tanpa bintang-bintang yang bersinar
Tatapan kosong menembus kebisuan malam
Akan ke manakah setelah perjalanan melelahkan di dunia ini?

Di samudra Atlantik bersemayam sang legendaris Titanic
Sejuta penasaran melahirkan tanya tak berujung di benak para ahli dan peneliti
Bagaikan magnet menarik miliader dan peneliti datang mengunjunginya
Meskipun hanya besi karat berbalut makhluk di dasar laut

Hari itu, 18 Juni 2023, Titan menggoreskan lagi sejarah kelam
Lima nyawa menyatu di dasar Samudra Atlantik bersama Titanic
Miliader dan peneliti berakhir di dekat bangkai Titanic
Meninggalkan segala harta dan keluarga tanpa jejak di tanah hasil jerih payahnya

Pada samudra Atlantik yang bergelora dan membeku
Sejuta tanya terlontar di kedalaman sukma
Hidup ini untuk siapa dan hendak ke mana?
Mengapa segalanya akan berakhir tanpa jejak di rumah bumi?

Pada malam tanpa bintang-bintang yang bersinar
Jiwa pun bertanya pada semesta yang tetap membisu
Mengapa memiliki segalanya, tetapi pergi tanpa perpisahan?
Untuk apa semua harta yang telah dikumpulkan bertahun-tahun itu?

Hidup adalah misteri tetapi mengapa harus berakhir tragis di dasar samudra?
Jutaan pengungsi, yang melarat telah tertimbun di dasar samudra
Para miliader dan peneliti pun terbenam di sana
Siapakah manusia sehingga tak dapat memilih cara pulang ke pangkuan Penciptanya?

Kepada samudra Atlantik yang membisu
Sejuta tanya terlontar tanpa satu pun jawaban yang memuaskan
Sebab, hanya ada kebisuan di dasar samudra
Di sana, yang miskin dan kaya berjumpa tanpa sekat sosial

Samudra Atlantik tempat bersemayam Titanic dan Titan
Mengajarkan bahwa hidup adalah anugerah, tak seorang pun tahu kapan akan pulang
Hidup bergelimang harta atau miskin melarat bukan jaminan di perjalanan pulang
Sebab, hanya kasih dan pengampunan yang akan mengiringi sampai di gerbang akhir

Samudra Atlantik terimalah semua jiwa yang menyatu bersamamu
Sebab, daratan dan samudra milik sang Ilahi yang empunya segalanya
Hidup di dunia fana dan jalan pulang ke rumah-Nya berada dalam rancangan-Nya
Beristirahatlah dalam damai bersama-Nya dan segenap makhluk di alam sana

Abepura, 24 Juni 2023; 09.00 WIT;

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun