Bergema bagaikan lolongan anjing berjumpa makhluk halus
Mimpi indah di jalan mulus seketika terhenti
Berlari menuju sumber suara yang samar
Perempuan setengah baya
Pada rahimnya terlelap jabang bayi
Bersimbah darah pada lantai semen
Bersebelahan dengan lelaki beringas berotot kekar
Rahim ikut terluka pada subuh yang sunyi
Jabang bayi sudah meratap sebelum tiba di gerbang bumi
Merasakan sakit tak terperikan bersama sang Mama
Tangis tak terdengar oleh ulah lelaki berotot kekar
Rahim yang terluka tak mudah sembuh
Tapi, tak menyurutkan kasih merawat hidup
Bangkit membersihkan diri sebelum fajar menyingsing
Menyeka air mata demi merawat hidup
Rahim yang terluka tetap tangguh
Selalu bangkit meskipun jatuh berulang kali
Setia di setiap persimpangan jalan
Demi merawat hidup di muka bumi
Rahim tak semestinya luka
Sebab, segala hidup bermula di sana
Tetapi, lupa diri menyayat rahim
Padahal, sekekar apa pun otot lelaki pernah tidur di rahim Mama
Rahim tempat bermulanya segala hidup
Satu napas dengan Mama
Satu piring makan dengan Mama
Tak semestinya terluka oleh siapa pun dan apa pun
Abepura, 22 April 2023; 11.33 WIT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H