Berawal di rahim Mama!
Daging dan tulang terbentuk
Napas dan darah pun mengalir
Datang ke dunia bukan untuk sekedar hidup
Mencari makna dan tujuan hidup
Di rumah sementara bernama bumi
Di sini, tak seorang diri
Mata memandang sekeliling
Hanya ada saling curiga
Peluru, roket dan bom saling menyapa
Manusia terkapar bersimbah darah
Rumah ibadah pun tak menjamin damai dan selamat
Peluru dan granat bisa meledak di dalam sana
Teriakan minta tolong sayup terdengar
Tenggelam dalam dentum bom dan roket
Manusia saling menyakiti dan melukai tanpa beban
Tanpa pikir korban yang berjatuhan sama seperti dirinya sendiri
Curiga, dendam dan marah memuntahkan peluru
Memangsa kaum lemah tak berdaya
Kemanusiaan sekedar retorika
Membela diri dengan mencelakakan sesama manusia
Berlindung di balik kedaulatan
Lalu, mencuci tangan yang berlumur darah
Baku kasih luka masih berlanjut
Bom masih meledak
Baku tembak masih terdengar
Nyawa masih tergeletak
Tak sadar hidup di bumi hanya sementara
Menghabiskan waktu untuk melampiaskan dendam
Mengira akan abadi di dunia fana ini
Sekejap saja jantung sudah tak berdenyut
Hidup baru tanpa menumpahkan darah sesama manusia
Air mata dukacita tak lagi mengalir
Telinga tak lagi mendengar ledakan bom dan granat
Kasih melenyapkan segala kepalsuan dan dendam
Abepura, 7 April 2023; 07.15 WIT