Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Manusia dan Alam Terancam Punah

15 Agustus 2022   04:16 Diperbarui: 15 Agustus 2022   04:24 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku selalu bertanya,

Inilah pertanyaanku:

Manusia sedang mencari siapa?

Manusia sedang mencari apa?

Bumi semakin tua

Kepunahannya semakin mendekat

Apakah akhir zaman akan segera tergenapi?

Sebab, ribuan senjata nuklir siap meluncur!

Ketakutan melahirkan sikap waspada berlebihan

Curiga membawa siap-siaga

Memagari hidup dengan bom nuklir

Siap memusnahkan lawan dengan senjata nukir

Sekali lagi aku bertanya,

Manusia sedang mencari siapa?

Manusia sedang mencari apa?

Mengapa harus saling berperang?

Bom nuklir

Senjata jenis apa pun

Hanya mendatangkan maut

Menyisakan penderitaan

Bumi semakin menjerit

Manusia dan alam sedang menderita

Ketakutan dan kecurigaan membawa petaka

Perang dengan senjata canggih melanda bumi

Kelaparan, kekeringan, bencana alam tak mampu menggugah manusia membangun solidaritas

Triliunan uang telah digunakan membiayai produksi peralatan perang yang canggih

Datang menghanguskan manusia dan alam semesta

Kematian dan kepunahan sedang berada di depan mata

Pemimpin bangsa-bangsa

Rawatlah hidup

Singkirkan ketakutan

Buanglah sikap curiga berlebihan!

Pemimpin bangsa-bangsa

Berjalan bersama

Merawat manusia dan bumi

Membangun dunia damai

Perang bukan kodrat hidup manusia

Perang bukan cara manusia menyelesaikan permasalahan

Hadapi permasalahan dengan pikiran jernih

Selesaikan permasalahan dengan hati damai

Hati membeku di tengah terik sang surya

Seruan damai tak mampu meluluhkan nurani congkak

Manusia dan alam semesta sedang terancam musnah

Sebab, pintu kepunahan sedang terbuka lebar!

Abepura, 05 Agustus 2022; 12:00 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun