Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Hilang

22 Juli 2021   04:58 Diperbarui: 4 Desember 2023   12:49 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi pribadi

Manusia sedang melintasi jalan, gang dan lorong kehidupan
Membawa serta segala harapan dan angan-angan
Berusaha menggenggam erat agar tak terlepas
Berharap tak ada satu pun yang tercecer dan hilang

Siapa dapat mengetahui takdir hidup?
Jalan hidup setiap orang berbeda
Ada yang baru mekar langsung layu
Harapan dan angan-angan pun lenyap

Misteri hidup tak terselami
Mendamba berlimpah harta
Berjuang menggapai sukses
Badai senja datang mengempasnya seketika lenyap

Manusia takut kehilangan
Mengekang kebebasan pengembaraan jiwa
Mengikat roh pada yang tak kekal
Mengikat tubuh pada ruang dan waktu

Lepaskanlah
Terimalah kehilangan
Menjadi bebas tak terikat
Siap menerima kehidupan baru

Kehilangan selalu menakutkan dan melukai
Kehilangan meninggalkan dukacita tak berkesudahan
Tetapi, kehilangan sesungguhnya menumbuhkan benih hidup baru
Jangan takut kehilangan!

Sebab, sesugguhnya hidup tak pernah hilang
Tubuh fisik akan pergi bersama senja
Ia sekaligus membuka pintu keabadian
Bersemayamnya kekekalan jiwa dan roh

Nabire, 19 Juli 2021; 07.27 WIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun