Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kemiskinan yang Menyembuhkan

3 Juli 2021   17:55 Diperbarui: 3 Juli 2021   18:15 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia sedang tercabik-cabik

Tubuh gagah perkasa sedang terluka parah

Borok-borok bernanah

Aroma busuk menyeruak

Dunia memanjakan tubuh dalam aneka produk instan

Bukan menyuburkan jiwa dengan empati, solidaritas dan belas kasih

Dunia menawarkan nikmat dunia

Bukan gizi jiwa melainkan racun tubuh

Makan berlebihan, nikmat sesaat di lidah perlahan menghancurkan sel-sel tubuh

Seks bebas, Nikmat sesaat di alat kelamin perlahan melemahkan sel darah putih

Narkoba, nikmat sesaat dalam tarikan nafas dan jarum suntik menghancurkan organ tubuh

Minuman keras, nikmat sesaat di kerongkongan membuat tubuh lunglai terkapar

Manusia menyambut racun-racun itu bagaikan ikan menyambar umpan segar

Tersengat dan mati seketika

Pergi bagaikan telapak kaki di atas pasir tersapu angin kencang, tak ada jejak membekas

Semua nikmat dan harta sirna seketika saja

Manusia selalu mengejar yang dapat layu dan busuk

Mengumpulkan dan menumpuk harta dunia tanpa peduli pada harta ilahi

Menikmati hidup seturut keinginan daging bukan roh pemberi hidup

Hidup untuk diri sendiri tanpa peduli pada sesama makhluk ciptaan

Manusia pandai mengenakan topeng dunia

Menyembunyikan aroma busuk tanpa sadar

Sekedar menutupi borok-borok pada tubuh

Terluka para oleh nafsu nikmat sesaat

Bagaimana menyembuhkan tubuh yang terluka parah ini?

Bagaimana memulihkan jiwa yang terseret arus nikmat dunia ini?

Bagaimana mendengarkan roh berbicara dalam kebisingan lalu lintas digital?

Bagaimana membawa tubuh, jiwa dan roh memasuki rumah diri sendiri di tengah gedung-gedung mewah dunia ini?

Menjadi miskin

Mengosongkan diri

Hidup tanpa milik

Tak terikat pada dunia dan tawarannya

Membiarkan tubuh menjadi dirinya sendiri

Bebas tanpa memikul beban dunia

Bebas dari pembungkus tubuh yang membelenggu

Telanjang

Luka-luka tampak jelas

Borok-borok mengeluarkan nanah

Berdiri pada lapangan dunia luas

Menahan sakit

Melepaskan itu sakit, tapi menyembuhkan

Miskin itu menderita, tapi menyelamatkan

Hanya ada satu cara menyembuhkan yang terluka

Menjadi miskin dan telanjang

Kampung Ayombai, Pulau Moor, 

23 Juni 2021; 12:27 WIT  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun