Derap langkah berjejal melintasi kota
Berbondong menyusuri jalan menuju ketenaran
Memeluk sukses dalam angan-angan
Menenteng harapan akan mencapai takhta kekuasaan
Tak peduli cara dan proses yang ditempuh
Tujuan harus tercapai meskipun menelan jiwa lemah
Jalan itu terlampau lebar berjejal pengikut
Di sini, di negeri ini, Papua
Dari Sorong sampai Jayapura
Dari Merauke sampai Biak
Dari Jayapura sampai Pegunungan Tengah
Ada jalan sempit berhiaskan belukar
Tak banyak orang ingin melintasinya
Di jalan ini,
Tubuh tergelatak tak berdaya
Darah sedang mengalir dari tubuh-tubuh tak bernyawa
Bagaikan mata air di gunung Cyclop
Jerit tangis Mama-Mama terdengar nyaring  meratapi kehilangan buah hatinya
Jerit tangis anak-anak kekurangan gizi terdengar sayup-sayup memecah kebisuan pagi
Jalan ini sepi,
Tak banyak orang melintasinya
Jalan ini tidak menjanjikan harta dan kekuasaan
Jalan ini membawa jiwa memasuki liang singa
Siapa bersedia melintasi jalan ini?
Meskipun seorang diri,
bagaikan seekor babi yang siap dipanah untuk pesta
Tetaplah setia berjalan di jalan sepi ini
Hadapilah arus, badai dan gelombang yang hendak menghempaskanmu
keluar dari jalan sempit ini!
Di dalam kesendirianmu,
ingatlah kau tidak sendirian di jalan ini!
Sebab, tulang-belulang yang menuntut keadilan menyertaimu!
Jangan takut!
Rakyat bersimbah darah menantimu
Datanglah,
Tuntunlah mereka memasuki tanah terjanji
Bebaskan rakyatmu dari belenggu penjajahan, kemiskinan, kebodohan,
serta kematian sia-sia di ujung bedil yang tak berkesudahan
Di sini, pada jalan sempit dan sepi ini
Rakyat meletakkan harapan akan pembebasan
Datanglah dan bebaskan sebelum lenyap seiring senja yang akan tiba
Membawa pada maut di usia dini tanpa mengenal belas kasih
Agats, 23 Juli 2020
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H