Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

SD Inpres Buetkwar, Potret Buruknya Pendidikan di Pedalaman Asmat

28 Juli 2019   15:07 Diperbarui: 28 Juli 2019   17:27 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung SD Inpres Buetkwar. Dokpri.

"Kepala sekolah sibuk urus politik. Dia tidak peduli dengan sekolah ini. Anak-anak tidak sekolah karena kepala sekolah dan guru tidak ada," tutur ketua Bamuskam, Jemris Bairip.

Jemris sangat kecewa dengan kepala sekolah karena tidak membuka sekolah. Dampaknya, anak-anak tidak bisa sekolah. Kondisi itu terbukti dengan tidak ada satupun anak-anak kelas 6 SD Inpres Buetkwar yang mengikuti ujian akhir SD pada akhir April 2019 di Ayam.

"Tahun 2019, kami punya anak-anak dari kampung Buetkwar tidak ada satupun yang mengikuti ujian akhir nasional. Mereka tidak bisa ikut ujian karena sekolah tutup. Kepala sekolah tinggal di Agats. Dia urus politik," kisah kader kampung, Yustinus Baraempit dengan nada sedih.

Jemris dan Yustinus berharap Dinas Pendidikan kabupaten Asmat segera mengirim kepala sekolah yang baru supaya anak-anak di Buetkwar bisa bersekolah. Keduanya berharap dengan adanya kepala sekolah baru, anak-anak mereka di Buetkwar bisa sekolah seperti anak-anak di kota Agats.

"Kami minta Dinas Pendidikan segera kasih kepala sekolah baru. Kami punya anak-anak tidak bisa sekolah karena kepala sekolah tinggal di Agats. Kami mohon Dinas Pendidikan perhatikan sekolah di Buetkwar ini," harap Jemris.

Yustinus juga mengatakan bahwa anak-anak di Buetkwar memiliki kerinduan untuk bersekolah, tetapi tidak bisa karena tidak ada guru yang buka sekolah. "Di sini, semua anak tidak sekolah karena tidak ada guru. Dulu, Pendeta masih bantu mengajar, tetapi sekarang tidak lagi sehingga anak-anak tidak bisa sekolah," tutur kader kampung yang dilatih oleh LANDASAN Papua sejak Mei 2018 ini.

Sedangkan kepala kampung Buetkwar, Dominggus Amenes berkisah bahwa pihaknya sudah menyiapkan lokasi baru untuk pembangunan SD Inpres Buetkwar, tetapi proses pembangunan tidak berjalan karena kepala sekolah tinggal di Agats.

"Saya sebagai kepala kampung sudah sampaikan bahwa gedung sekolah lama tidak boleh dibongkar. Sebab, gedung itu memiliki nilai sejarah. Ketika kami lihat gedung sekolah yang tua itu, kami ingat orang tua kami yang berjuang untuk pendidikan bagi kami orang Buetkwar. Jadi, kami sudah siapkan lokasi baru. Silakan pemerintah bangun," tandas Dominggus penuh harap ketika ditemui pada Rabu, (10-07-2019) di Agats.

Benturan Kepentingan dalam Penentuan Kepala Sekolah

Pastor Vesto Maing rapat bersama ketua Bamuskam dan kader kampung Buetkwar. Dokpri.
Pastor Vesto Maing rapat bersama ketua Bamuskam dan kader kampung Buetkwar. Dokpri.

Kisah SD Inpres Buetkwar merupakan potret buruknya pengelolaan pendidikan dasar di pedalaman Asmat. Sekolah tutup berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun seperti yang terjadi di Buetkwar. Gedung sekolah rusak berat. Rumput dan pohon-pohon tumbuh menjulang di halaman sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun